Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, January 13, 2019

Santa Nino

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits4031 Diterbitkan05 Jun 2014 Diperbaharui16 Agustus 2016

  • Perayaan
    14 Januari - 27 Januari (Gereja Orthodox Georgia)
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-4
  • Kota asal
    Kolastra, Cappadocia - Turki
  • Wilayah karya
    Georgia (Ancient Iberia)
  • Wafat
    Sekitar tahun 332 di Kakheti, Georgia 
    Dimakamkan di Katedral Mtskheta, Georgia
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Santa Nino adalah orang yang memperkenalkan ajaran Kristen di Georgia. Karena itu  ia sering juga disebut sebagai Rasul Bangsa Georgia. Banyak tradisi setuju bahwa Santa Nino lahir di kota kecil Colastri, di provinsi Romawi Cappadocia (sekarang Turki). Tapi terhadap keluarga dan asal-usul Santa Nino, Gereja Roma Katolik dan Gereja Orthodox memiliki tradisi yang berbeda.
Menurut tradisi Gereja Ortodoks Timur; Santa Nino adalah puteri tunggal dari keluarga bangsawan Militer Romawi. Ayahnya adalah kepala Pasukan Romawi bernama Zabulon dan ibunya Sosana (Susan).  Dari sisi ayahnya, Zabulon, ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Santo Georgius. Sedangkan ibunya adalah adik dari patriark Yerusalem, Juvenal.
Ketika Nino berusia dua belas tahun, orangtuanya menjual semua harta milik mereka dan pindah ke Yerusalem.  Disana ayah Nino kemudian memutuskan untuk menjadi seorang biarawan pertapa. Ia mengucapkan selamat berpisah pada keluarganya dan pergi menjadi pertapa di padang gurun.
Setelah ayahnya pergi bertapa, Ibunya Sosana juga memutuskan untuk menjalani hidup religius. Oleh Patriak Juvenal Sosana lalu ditahbiskan menjadi seorang diakones. Nino kemudian diserahkan untuk dirawat oleh seorang biarawati tua yang saleh  bernama Sara Bethlehemlianka. Biarawati ini membesarkan Nino dalam iman dan kasih Kristiani. Ia selalu mengisahkan padanya kisah hidup Kristus dan penderitaan-Nya di bumi bagi umat manusia.
Setelah ia dewasa, atas  bantuan pamannya, Nino lalu pergi ke Roma dimana dia kemudian memutuskan untuk memberitakan Injil Kristus di Georgia, yang saat itu adalah daerah para penyembah pagan. Untuk itu Nino mulai berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Bunda Maria, meminta berkatnya untuk perjalanan ke Georgia.  Bunda Maria mendengar doanya dan menampakkan diri kepada Nino dalam mimpi. Bunda Maria berkata :
"Pergilah ke Iberia dan sebarkanlah kabar baik dari Injil Yesus Kristus, dan kamu akan menemukan kebahagiaan di hadapan Tuhan. Aku akan menjadi perisai yang selalu melindungimu”.
Tapi Nino masih ragu untuk menerima tanggung jawab ini. Karena itu Ia berkata, "Bagaimana aku akan mampu melaksanakan tugas yang berat seperti ini?  Aku hanyalah seorang wanita yang rapuh, dan bagaimana aku bisa percaya bahwa penglihatan ini adalah nyata?"
Sebagai tanggapan, Bunda Maria memberikan kepadanya sebuah Salib Grapevines sembari  berkata, "Terimalah salib ini sebagai perisai bagimu untuk melawan musuh-musuh yang kelihatan dan tidak kelihatan!"
Ketika ia terbangun, Nino telah memegang sebuah Salib Grapevines di tangannya. Matanya basah oleh air mata sukacita. Salib tersebut kemudian dihiasnya dengan untaian helai rambutnya sendiri. (Menurut sumber lain, Salib Grapevine yang diterima oleh Santa Nino dihias dengan untaian helai rambut Bunda Maria sendiri). Beberapa hari kemudian Nino segera berangkat ke Georgia.
Menurut Tradisi Gereja Katholik Roma;  Santa Nino tiba di Georgia bukanlah atas kehendaknya sendiri. Melainkan karena ia diculik dan dibawa kesana sebagai budak. Di negara pagan itu, kebaikan hati serta kesucian hidup Nino menimbulkan kesan mendalam bagi para penduduknya. Memperhatikan betapa seringnya Nino berdoa, mereka bertanya kepadanya mengenai agamanya. Jawaban sederhana yang diberikan Nino kepada mereka adalah bahwa ia menyembah Yesus Kristus sebagai Tuhan. 
Suatu hari, seorang ibu membawa bayinya yang sakit kepada Nino serta meminta nasehat bagi kesembuhannya. Nino membungkus bayi itu dengan mantolnya. Ia mengatakan kepada si ibu bahwa Yesus Kristus dapat menyembuhkan bahkan penyakit yang paling parah sekalipun. Kemudian Nino menyerahkan anak kecil itu kembali dan ibunya melihat bahwa anaknya telah sembuh sama sekali dari penyakitnya.  Ratu Iberia mendengar tentang mukjizat ini. Karena ia sendiri sedang sakit, ia pergi menemui Nino. Ketika ratu juga disembuhkan, ratu hendak menyampaikan terima kasih kepadanya. Tetapi Nino mengatakan: “Ini karya Kristus, bukan saya. Dan Kristus adalah Putra Allah yang menjadikan dunia ini.”  Karena mujizat ini Ratu kemudian menjadi Kristen dan dibaptis oleh Santa Nino sendiri.  Ratu kemudian menceritakan seluruh kisah kesembuhannya kepada raja. Ratu juga mengatakan kepada suaminya bahwa ia sekarang telah menjadi seorang pengikut Kristus.
Hal ini membuat Raja Mirian yang adalah seorang penyembah dewa – dewi berhala itu menjadi marah. Ia mengancam akan menceraikan istrinya jika tidak segera meninggalkan iman barunya itu. Namun menurut legenda, keadaan ini tidak berlangsung lama. Karena suatu saat ketika sang Raja sedang berburu, ia tiba-tiba tersesat dalam kabut tebal didalam hutan. Dalam keadaan putus asa, Raja Mirian mengucapkan doa kepada Allahnya Santa Nino : Jika memang bahwa Kristus yang diberitakan oleh Nino kepada istrinya adalah Tuhan, maka biarkan Dia sekarang melepaskan dia dari kegelapan ini,  bahwa ia juga bisa meninggalkan semua dewa lain untuk menyembah-Nya
Begitu ia selesai mengucapkan doanya, cahaya muncul dan Raja buru-buru kembali ke istananya di Mtskheta.  Sebagai hasil dari mujizat ini, Raja Iberia meninggalkan penyembahan berhala di bawah ajaran Santa Nino dan dibaptis sebagai Raja Iberia Kristen yang pertama.  Santa Nino sendiri yang mengajarkan kebenaran-kebenaran Kristiani kepada raja dan ratu. Mereka memberi ijin kepada Santa Nino untuk mengajar penduduk mereka juga, dan Raja Mirian kemudian menjadikan Kristen sebagai agama resmi negara.  Mirian juga mengirimkan utusan kepada Kaisar Romawi Kristen, Kaisar Konstantinus, untuk menyampaikan kabar gembira bahwa ia telah menerima Kristus dan telah dibabtis menjadi seorang Kristen. Ia juga meminta kaisar untuk mengirimkan para uskup serta para imam ke Iberia.
Pada tahun 334, Raja Mirian mulai membangun Katedral pertama di Georgia. Pembangunan Gereja tersebut diselesaikan pada tahun 379.  Lokasi Gereja tersebut berada di tempat dimana saat ini berdiri Katedral Svetitskhoveli di Mstkheta Georgia.
Santa Nino,  seorang gadis belia yang suci, telah diutus oleh Bunda Maria sendiri untuk membawa penduduk seluruh negeri masuk kedalam pelukan Gereja.  Sampai saat ini rakyat Georgia sangat menghormati Santa Nino. Bahkan hari peringatan kedatangan Santa Nino di Georgia pada setiap tanggal 1 Juni di jadikan hari Libur Nasional negara tersebut.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment