Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, June 15, 2019

Percikan Nas Sabtu, 15 Juni 2019

Hari Biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
2Kor. 5: 14-21; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mat. 5:33-37.
BcO Yos. 10:1-15.

Bacaan Injil:
33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Memetik Inspirasi: 
Berkata “ya" atau pun “tidak" merupakan sebuah pilihan yang memuat konsekuensi. Ketika berani mengatakan “ya" secara bawah sadar kita dituntut untuk mewujudkan perkataan tersebut. Aneka macam langkah dan cara disiapkan, aneka tantangan dan hambatan akan dihadapi. Kata putus asa dan mutung dihindari bahkan dihapus dari kamus hidupnya.
Walau berat namun kita harus berani berkata “ya” atau “tidak". Kita mesti memilih. Ketidakmauan atau ketidakmampuan kita untuk memilih akan menyisakan persoalan dalam kebersamaan. Jalan tengah dari ini hanya memungkinkan hidupnya si jahat.
Dalam hidup harian pilihan “ya" atau “tidak” sering kita alami. Tuhan mengajak kita, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat 5:37). Kita mesti berani mengambil sikap. Pilihan ini bukan hanya akan memudahkan diri kita tapi akan membangun sesama kita juga. Maka bila “ya" mari kita usahakan dengan serius. Bila “tidak" kita tidak merusuhi mereka yang berkata “ya".

Refleksi: 
Bagaimana anda mengatakan “ya" atau “tidak"?

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai ketegasan dalam hidup. Kami berani berkata ya atau tidak. Bila berkata kami pun mampu mewujudkan dengan baik. Berkatilah kami Tuhan. Amin.

“Ya" atau “Tidak"

 MoGoeng
 Wates

0 comments:

Post a Comment