Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, June 27, 2019

Santo Sirilus dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5001 Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 27 Juli 2017
ilustrasi dari koleksi Blog Domus

  • Perayaan
    27 Juni
  • Lahir
    tahun 370
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  • Wafat
    tahun 444 - Sebab alamiah
  • Venerasi
    -
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Sirilus dilahirkan di Alexandria Mesir pada tahun 370. Pamannya adalah patriark atau uskup agung Aleksandria bernama Teofilus. Pamannya seorang yang baik, tetapi terkadang cepat marah dan keras kepala. Patriark Teofilus adalah salah seorang yang bertanggung-jawab atas pembuangan pertama St. Yohanes Krisostomus pada tahun 403. Tetapi kaisar membawa kembali Patriark Yohanes ke Konstantinopel setelah terjadi huru-hara dan gempa bumi di kota itu.  Tampaknya Sirilus juga ikut terpengaruh oleh prasangka buruk pamannya terhadap Patriark Yohanes. Karena itu Sirilus juga mendukung pengucilan terhadap Patriark Yohanes Krisostomus.
Ketika pamannya wafat pada tahun 412, Sirilus diangkat menggantikannya. Ia mempunyai cinta yang berkobar-kobar kepada Gereja dan kepada Yesus. Ia tidak mencari pujian orang atau pun kedudukan karena ia seorang yang jujur, suka berterus terang dan tegas. Sikapnya ini membuat banyak orang tidak menyukainya. Namun Ia tidak peduli. Dengan gagah berani ia tetap mewartakan dan mempertahankan iman Gereja dari ajaran-ajaran sesat. Namun, seperti pamannya Teofilus, Patriark Sirilus juga adalah seorang yang keras kepala.

Perangainya ini pastilah membuatnya menderita. Walau demikian, umat Kristiani patut berterima kasih kepadanya atas banyak kecakapannya yang mengagumkan. Sebagai misal, ia dengan tidak gentar membela Gereja dan membela apa yang ia yakini kebenarannya. St. Sirilus adalah wakil Paus Santo Selestinus I dalam Konsili Efesus pada tahun 431. Konsili ini merupakan sidang resmi Gereja yang melibatkan lebih dari dua ratus uskup yang ada waktu itu. Mereka memeriksa ajaran sesat Nestorian yang diajarkan oleh Patriark Nestorius. Hasil Konsili menerangkan dengan jelas bahwa Nestorius salah dalam beberapa kebenaran penting yang kita yakini. Paus memberinya waktu sepuluh hari untuk berjanji bahwa ia tidak akan mewartakan ajaran-ajarannya sendiri yang salah. Tetapi Nestorius tidak mau. Konsili menjelaskan kepada umat Allah bahwa kita tidak dapat menerima ajaran-ajaran sesat. Para uskup begitu jelas menerangkan hingga ajaran-ajaran sesat ini tidak pernah lagi menjadi ancaman besar bagi Gereja.
Gereja sangat berterima kasih kepada Patriark Alexandria Sirilus yang telah memimpin jalannya Konsili. Pada akhirnya Nestorius dengan diam-diam pulang kembali ke biaranya dan tidak lagi membingungkan umat.  Sirilus kembali juga ke keuskupan agungnya dan bekerja keras demi Gereja hingga ia wafat pada tahun 444. Paus Leo XIII memaklumkan St. Sirilus sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1883.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment