Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 24, 2019

Percikan Nas Selasa, 25 Juni 2019

Hari Biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan: 
Kej. 13:2,5-18; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mat. 7:6,12-14.
BcO 1Sam. 1:1-19.

Bacaan Injil:
6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." 12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. 13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Memetik Inspirasi: 
Pernah ada orang bertanya, “Mengapa dalam suatu organisasi atau komunitas selalu ada saja orang yang berkhianat?” Apa jawaban kita? Pasti ada banyak macam jawaban yang akan muncul. Salah satu hal yang terbayang dalam pikiranku yaitu bahwa orang berkhianat karena kepentingan, keinginan atau hasratnya tidak terpenuhi. Bisa juga karena ia tidak mampu menerima hal-hal baik di komunitas tersebut.
Mereka yang tidak mau menerima kebaikan, tata tertib aturan, standard operational procedure pasti akan berusaha menggigit sang pemberi. Tuhan sendiri mengatakan, “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu” (Mat 7:6).
Dalam perjalanan waktu terasa bahwa tidak semua orang mau dan bisa menerima bahasa kesalehan yang sama. Bahkan ada orang-orang tertentu yang telah merasa hebat sehingga tidak mau mengikuti aturan bersama. Orang-orang seperti ini akan sulit menerima kebaikan bersama. Yang benar adalah dirinya. Kekudusan dan mutiara pun akan diinjak-injak. Maka perlu bagi kita untuk makin cerdas dan waspada. Kita tidak perlu menuntut tanpa membuat untuk diri sendiri. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12).

Refleksi: 
Bagaimana caramu menghadapi orang sulit, yang mungkin akan menginjak-injak mutiara yang kauberikan?

Doa:
Tuhan, memang tidak mudah menghadapi orang-orang sulit. Mutiara yang kami berikan tak bernilai bagi mereka, malah diinjak-injak. Bantulah kami untuk menemukan jalan terbaik. Tambahkanlah kesabaran kami. Amin.

Mutiara yang diinjak-injak
 MoGoeng
 Wates

0 comments:

Post a Comment