Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, June 12, 2019

Santo Yohanes dari Sahagun

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2669 Diterbitkan: 28 Agustus 2013 Diperbaharui: 20 Januari 2017

  • Perayaan
    12 Juni
  • Lahir
    Tahun 1419
  • Kota asal
    Sahagun (Saint Fagondez), Léon, Spanyol
  • Wafat
    11 Juni 1479 di Salamanca Spanyol
    Kemungkinan ia tewas diracun oleh seorang wanita simpanan seorang bangsawan. Wanita itu sakit hati karena diputuskan oleh sang bangsawan yang menyesal akan penyelewengannya setelah mendengar khotbah St. Yohanes.
    Karena itu kadang-kadang St. Yohanes Sahagun disebut juga sebagai martir
  • Beatifikasi
    19 Juni 1601 oleh Paus Klemens VIII
  • Kanonisasi
    16 Oktober 1690 oleh Paus Alexander VIII Sumber : Katakombe.Org

Yohanes hidup di Sahagun Spanyol pada abad kelima belas. Ia adalah seorang biarawan Benediktin yang kemudian diminta untuk menjadi seorang pastor paroki.
Yohanes dapat saja hidup nyaman di katedral atau di salah satu paroki yang mapan di keuskupannya. Tetapi, ia justru memilih untuk hidup miskin dan sederhana seperti cara hidup Yesus. Ia hanya meminta untuk untuk bertugas di sebuah kapel kecil. Di sana ia merayakan Misa, berkhotbah dan mengajar katekese.
Yohanes merasa perlu mendalami teologi, maka ia belajar di Universitas Katolik Salamanca. Setelah empat tahun belajar dengan tekun, ia menjadi seorang pengkhotbah yang ulung. Sembilan tahun kemudian, ia bergabung dengan para biarawan Agustinian. Mereka amat terkesan dengan cara Yohanes mengamalkan keutamaan-keutamaan Kristiani. Ia taat kepada para atasannya dan sangat rendah hati. St. Yohanes terus berkhotbah. Homili atau khotbahnya yang indah berhasil membawa perubahan dalam kehidupan penduduk Salamanca.
Penduduk Salamanca awalnya adalah orang-orang yang keras hati dan gemar berseteru. Mereka saling berkelahi dengan sengit di antara mereka. sendiri. Sering kali para bangsawan disana saling baku hantam untuk membalaskan dendam yang sudah diwariskan secara turun-temurun. St. Yohanes berhasil mengakhiri banyak perkelahian-perkelahian sengit semacam ini. Ia bahkan membujuk mereka untuk saling memaafkan satu sama lain.
St. Yohanes tidak takut meluruskan perbuatan-perbuatan jahat, bahkan ketika pelakunya adalah orang-orang berkuasa yang dapat membalas dendam padanya. Suatu ketika, ia menegur seorang pangeran karena menyebabkan orang-orang miskin menderita. Memang benar apa yang dikatakan imam! Pangeran amat marah, ia mengirim dua orang utusannya untuk membunuh St. Yohanes. Kedua utusan itu pergi mendapatkan sang imam. Pater Yohanes begitu lemah lembut dan baik hati. Kedua utusan itu pun segera dipenuhi rasa sesal dan mohon pengampunan darinya. Di kemudian hari sang pangeran sakit parah. St. Yohanes mengunjunginya dan berdoa demi kesembuhannya. Berkat doa-doa St. Yohanes pangeran sembuh dari penyakitnya. Ia kemudian bertobat dan menyesali dosa-dosanya.
Melalui doa dan Misa Kudus, St. Yohanes menerima rahmat yang memberinya karisma istimewa sebagai seorang pengkhotbah. Ia merayakan Misa Kudus dengan cinta bakti yang amat mendalam. Ia wafat pada tanggal 11 Juni 1479.
St. Yohanes dari Sahagun dinyatakan kudus oleh Paus Alexander VIII pada tahun 1690.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment