Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, June 18, 2019

Santa Marina

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 4179 Diterbitkan: 13 April 2017 Diperbaharui: 02 Mei 2017
ilustrasi dari koleksi Blog Domus

  • Perayaan
    18 Juni - 17 Juli (di Venice Italia)
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-8
  • Kota asal
    Byzantine Syria (sekarang Libanon).
  • Wafat
    Sekitar tahun 750 di Biara Qannubin Libanon
    Sebab alamiah
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Santa Marina dikenal juga sebagai Santa MarinusSanta Marina dari BithyniaSanta Marina rahib, dan Santa Marina dari Pelagia. Ia hidup pada abad ke-8 di Byzantine Syria, di daerah yang saat ini menjadi wilayah negara Libanon. Ia adalah putri tunggal seorang pedagang Kristen yang makmur bernama Eugenius. Ibunya meninggal dunia ketika ia masih kanak-kanak dan ia dibesarkan ayahnya dalam tradisi Kristen yang ketat. Setelah Mariana beranjak dewasa, Eugenius berencana menikahkannya, lalu pensiun dan menjalani hidup religius sebagai seorang biarawan.
Marina menolak rencana ayahnya. Ia tidak ingin hidup berumah-tangga dan telah berkaul untuk tetap suci serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Ketika Eugenius berkeras, Marina meluluhkan hati ayahnya dengan berkata : “Bagaimana bisa seorang ayah berupaya menyelamatkan jiwanya sendiri dan melupakan keselamatan jiwa putrinya.?”
Marina menyakinkan Eugenius bahwa ia dapat menyamar sebagai seorang biarawan dan tinggal dalam biara bersama ayahnya. Dia segera mencukur rambutnya lalu mengganti pakaiannya dengan jubah biarawan. Kesungguhan Marina membuat Eugenius mengalah. Ia lalu memberikan semua harta miliknya kepada orang miskin lalu bersama Marina yang kini berganti nama menjadi “Marinus”, masuk Biara Qannoubine di Lembah Kadisha Libanon. Biara ini masih berdiri hingga saat ini dan merupakan salah satu biara tertua dalam Gereja Maronite.
Setelah sepuluh tahun hidup bersama dalam keheningan biara, menyatu dalam lantunan doa, puasa, dan bersama-sama bermadah memuji kemuliaan Tuhan di surga, Eugenius meninggal dunia. Marina terus bertahan dalam biara dan menjalani matiraga dan hidup asketis yang sangat ketat dalam sel pertapaaan. Ia tetap mampu menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang wanita walaupun para saudaranya dalam biara telah menjadi curiga ketika mendengar suaranya yang lembut kala ia melantunkan madah pujian.
Marina diijinkan tinggal dalam biara dengan syarat harus menjalani penitensi yang berat. Setiap hari ia harus mengerjakan banyak pekerjaan kasar seperti memasak, menimba air dan membersihkan biara; di samping menjalankan tugas rutinnya sebagai seorang rahib dalam masa penitensi. Marina berterimakasih kepada Abbas dan menjalani semua penitensinya dalam ketenangan batin yang luar biasa. Ia tidak pernah mengeluh, meski semua pekerjaan beratnya telah meremukkan tubuhnya. Suatu hari, biarawan “Marinus” difitnah telah menghamili putri pemilik penginapan. Ia menerima fitnah keji itu dengan diam tanpa membela diri. Abbas (kepala biara) menjadi sangat marah dan mengusirnya keluar. Marina keluar dari biara, namun ia tetap tinggal di depan pintu gerbang dan hidup sebagai seorang peminta-minta. Saat wanita yang memfitnahnya melahirkan, bayinya ia serahkan kepada Marina. Bayi yang tidak berdosa tersebut dibesarkan Marina dengan susu domba yang diberikan oleh sahabatnya para gembala. Selama bertahun-tahun Marina berjuang memelihara anak tersebut dengan mengemis di pintu gerbang biara. Sepuluh tahun kemudian, para biarawan yang iba padanya, berhasil meyakinkan Abbas untuk menerimanya kembali dalam biara.
Pada usia empat puluh tahun, Marina jatuh sakit dan meninggal dunia tiga hari kemudian. Abbas memerintahkan agar tubuhnya dimandikan dan dikenakan jubah baru untuk upacara pemakaman.  Saat itulah para rahib menyadari jati diri saudara mereka rahib “Marinus” yang sebenarnya. Hal ini membuat mereka sangat tertekan. Abbas dipanggil dan datang sambil menangis tersedu-sedu di sisi pembaringan Marina. Dengan berlinang airmata Abbas memukuli dadanya menyesali segala kekeliruan yang telah dilakukannya.  Putri pemilik penginapan juga dipanggil dan diberitahukan bahwa rahib “Marinus” adalah seorang wanita.  Biang fitnah itu jatuh berlutut disisi Marina, menangis dan memohon pengampunan atas semua rasa sakit dan penderitaan yang harus ditanggung Marina karena fitnahannya yang keji.
Putri pemilik penginapan juga berziarah ke makam Santa Marina bersama seorang prajurit Romawi, lelaki yang dulu telah menghamilinya. Mereka berdua berdoa memohon pengampunan atas dosa yang telah mereka lakukan. Bersama-sama mereka lalu menjalani pengakuan dosa di depan umum, yang disaksikan oleh Abbas, para biarawan dan umat di Lembah Kadisha. Mereka berdua bertobat setelah tidak tahan disiksa rasa bersalah karena telah memfitnah dan menyakiti seorang wanita suci. Tradisi Gereja Maronite bahkan mengatakan : Tuhan mengijinkan setan untuk menyiksa mereka berdua setiap malam. Penyiksaan baru berhenti setelah mereka menjalani pengakuan dosa didepan umum. Dalam misa pemakamannya, seorang biarawan tua yang buta sebelah matanya tiba-tiba dapat melihat secara penuh sesaat setelah ia menyentuh kaki Marina. Dengan penuh rasa syukur, para rahib lalu memadahkan lagu pujian atas Keagungan Tuhan yang telah mengukuhkan kesucian Marina melalui mujizat penyembuhan ini. Setelah ia dimakamkan, banyak mujizat dilaporkan terjadi pada umat yang berziarah dan berdoa di makam Marina.
Santa Marina dihormati sebagai seorang kudus oleh Gereja Katolik Roma, Gereja Maronite, Gereja-gereja Orthodox Timur dan Gereja Koptik Mesir. Dalam Gereja Katolik Roma, pestanya dirayakan pada setiap tanggal 18 juni. Pada tanggal 17 Juli 1230, Relikwi Santa Marina dibawa dari Libanon ke Venice Italia. Karena itu umat di kota Venice juga merayakan tanggal 17 Juli sebagai peringatan Hari Translasi Relikwi Santa Marina. Relikwi pahlawan iman ini kini disemayamkan disebuah gereja yang di dedikasikan bagi dirinya;  Gereja Santa Marina - Venice Italia.(qq)

0 comments:

Post a Comment