Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, June 1, 2019

Santo Erasmus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3947 Diterbitkan: 02 Jun 2015 Diperbaharui: 06 Agustus 2016

  • Perayaan
    2 juni
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-3 (tanggal dan tahun lahir tidak diketahui)
  • Kota asal
    Formiae, Campagna, Italy
  • Wafat
    Martir - meninggal pada tahun 303 di Illyricum (Kroasia) setelah perutnya dibelah dan isi perutnya ditarik keluar dengan kerekan jangkar kapal laut.
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Menurut tradisi, ketika Kaisar Diokletianus mulai menganiaya umat kristiani, Santo Erasmus adalah Uskup kota Formiae. Ia meninggalkan keuskupannya dan melarikan diri dan bersembunyi di Gunung Libanus selama tujuh tahun. Kemudian seorang malaikat lalu menampakkan diri dan menegurnya untuk kembali memimpin umat di Forlmie.
Dalam perjalanan pulang ke keuskupannya, Erasmus ditangkap oleh para serdadu Romawi yang mengenalinya sebagai pemimpin umat. Ia ditahan di penjara dan disiksa dengan kejam. Dalam penjara Erasmus diikat dengan rantai besi. Tapi seorang malaikat kembali muncul dan membantunya melarikan diri.
Uskup Erasmus melarikan diri melewati kota Lycia, dimana dikatakan ia membuat sebuah mujizat besar dengan membangkitkan anak seorang pejabat daerah yang sudah dinyatakan meninggal dunia. Hal ini membuat banyak orang menyerahkan dirinya untuk dibabtis. Namun cerita tentang mujizat ini juga menarik perhatian Kaisar Romawi Barat yaitu Maximianus Hercules. Maxmianus, yang menurut para sejarahwan adalah seorang kaisar yang "Jauh lebih buruk daripada Diokletianus", memerintahkan agar Erasmus ditangkap dan dibawa ke hadapannya.
Erasmus pun tertangkap lagi dan dibawa kehadapan Maximianus. Selama perjalanan, Erasmus tetap teguh mempertahankan imannya walau harus mengalami banyak penyiksaan yang mengerikan. Para serdadu selalu memaksanya untuk masuk kedalam kuil berhala, tetapi semua kuil berhala di sepanjang rute perjalanan mereka hancur secara ajaib. Dari dalam dari kuil-kuil itu tiba-tiba muncul api yang berkobar dan membakar habis bangunan kuil serta para orang kafir didalamnya.
Hal ini membuat Maximianus sangat marah. Ketika Erasmus dibawa ke hadapannya, ia memerintahkan agar Erasmus dimasukan kedalam sebuah drum kayu yang penuh dengan paku-paku didindingnya, lalu digelindingkan dari puncak bukit ke lembah. Paku – paku itu segera merobek-robek tubuh bapa uskup, namun sekali lagi seorang malaikat datang dan menyembuhkan semua luka-lukanya.  Maximianus bertambah murka, dan penyiksaan pun berlanjut.
Tertulis dalam tradisi :
Semua penyiksaan ini tidak juga mampu menewaskan Santo Erasmus. Ketika tubuhnya dibuang karena disangka telah mati, ia bangun kembali dan bergegas menyelamatkan diri.
Tak lama kemudian ia tertangkap lagi. Dan sekali lagi ia harus mengalami penyiksaan dari para serdadu. Ia dicambuki, tubuhnya dilumuri dengan minyak lalu dibakar. Namun ia tetap saja tidak mati. Karena itu para serdadu lalu menjebloskannya kedalam penjara dan membiarkannya disitu agar ia mati kelaparan. Beberapa minggu kemudian mereka kembali untuk mengambil mayatnya, namun mereka mendapati ruang tahanan dalam keadaan kosong dan Uskup Erasmus telah meloloskan diri.
Beberapa waktu kemudian Santo Erasmus muncul di Provinsi Romawi Illyricum (sekarang Wilayah negara Kroasia). Disana, ia dengan berani berkotbah tentang iman Kristiani dan membabtis banyak orang kafir menjadi kristen. Ia ditangkap lagi dan kali ini ia berhasil dihukum mati.
Menurut Tradisi, santo Erasmus wafat setelah perutnya dibelah dan ususnya dikerek keluar dengan kerekan jangkar kapal laut. Mungkin hal inilah yang membuat Martir Kristus ini di kemudian hari dihormati sebagai pelindung para pelaut. Para pelaut Italia percaya bahwa cahaya biru yang sering dilihat di puncak tiang kapal sebelum dan sesudah kilatan halilintar, menandakan perlindungan Santo Erasmus. Oleh karena itu, cahaya ini disebut “Cahaya Santo Elmo”.
Paus St. Gregorius Agung mencatat bahwa di abad ke-6 Relikwi Santo Erasmus disemayamkan di katedral Formiae Italia. Ketika kota Formiae dihancurkan oleh bangsa Saracen di tahun 842, relikwi tersebut diselamatkan ke Gaeta.  Saat ini Santo Erasmus adalah santo pelindung bagi kota Gaeta, Santeramo in Colle dan kota Formiae.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment