Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, May 26, 2014

LINGKUNGAN PURWOSARI MAMPIR


Pada sekitar jam 03.00 sore Minggu 25 Mei 2014 bel tamu Domus Pacis berdering. Beberapa saat kemudian terdengar suara-suara orang. "Rama, tamunipun sampun rawuh" (Rama, para tamu sudah datang) Mbak Tari yang masuk kamar Rama Bambang berkata. Rama Bambang menyambung "Rama Yadi diaturi pirsa" (Rama Yadi diberi tahu) yang langsung disahut oleh Mbak Tari "Sampun wonten njawi" (Beliau sudah ada di luar). "Yen ngaten njenengan nyiapke kaos, buku, lan DVD teng njawi" (Kalau begitu Anda menyiapkan kaos, buku, dan DVD di luar) Rama Bambang berkata yang segera ditangkap maksudnya oleh Mbak Tari. Bila ada rombongan kunjungan di Domus, biasanya ada hal-hal yang digelar untuk dijual.

Para tamu sekitar 30 orang masuk di ruang pertemuan dalam. Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang menyatu. Bahkan Rama Haarjaya pun ikut masuk duduk di kursi roda. Pimpinan rombongan menyampaikan kata-kata maksud dan tujuan ke Domus. "Kami dari Lingkungan Purwosari, Paroki Katedral Semarang. Tadi kami berziarah di Gua Maria Sriningsih. Kemudian kami ke panti Domus Pacis agar warga tahu bahwa di sini tinggal rama-rama yang sudah purna tugas" katanya sebagian. Rama Yadi menyambung mengenalkan rama-rama yang ada di Domus sambil memberikan informasi kamar-kamar tinggalnya. Kemudian Rama Yadi mengarahkan mikropon ke mulut Rama Harto. Dengan mikropon yang dipegang oleh Rama Yadi Rama Harto menjelaskan beberapa kegiatan yang ada di Domus Pacis. Acara yang singkat ini diakhiri dengan doa umat yang amat khusuk. Beberapa orang mengucapkan doanya dengan terbata-bata karena rasa haru bahkan menahan tangis. Beberapa orang memang mengalami "masa jaya" beberapa rama Domus yang kini sudah dianggap "selesai dan tersingkir".

"Enten unjukan mboten, Rama Bambang?" (Rama Bambang, ada minum atau tidak?) tiba-tiba sesudah doa umat Rama Yadi bertanya kepada Rama Bambang yang menyahut "Mboten. Dhek kula taken liwat telpon ngandika mboten perlu unjukan. Mula mboten nyepaki teh. Ning nek ngersakke nika wonten toya mineral" (Tidak. Ketika saya bertanya lewat telepon pimpinan rombongan berkata tidak perlu menyediakan minuman. Maka tidak disediakan teh. Tetapi kalau mau minum itu ada air mineral). Pimpinan rombongan menanggapi "Mboten sah, rama" (Tidak usah Rama). "Oh, nggih. Mangke wonten kaos lan buku kangge mbantu Komsos KAS pados dana damel film Swargi Rama Kardinal" (Oh,ya. Di luar ada kaos dan buku yang dijual. Itu untuk membantu Komsos Keuskupan Agung Semarang yang mencari dana pembuatan film Almarhum Rama Kardinal Darmojuwono) sela Rama Bambang. Kunjungan ini memang berlangsung tidak sampai 40 menit.

0 comments:

Post a Comment