Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, May 20, 2017

Dari Domus Pacis Juga Ada


Rm. Agoeng bersama Tim Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang (Komsos KAS) sudah berangkat sejak Kamis pagi 18 Mei 2017. Kelompok Rm. Agoeng bertambah Rm. Sapto Nugroho, seorang pastor dari Paroki Wonosari. Pada hari yang sama di sore hari Rm. Hadiyanto dan Rm. Gito juga berangkat dan menginap di Bruderan FIC don Bosco. Keduanya akan berangkat pulang menuju Domus Pacis pada Sabtu pagi 20 Mei 2017. Kesemuanya menuju Semarang dalam rangka Tahbisan Uskup Agung baru Keuskupan Agung Semarang, yaitu Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Selain Rm. Agoeng, Rm. Gito, dan Rm. Hadi, Minister Domus, Rm. Bambang juga ikut hadir dalam peristiwa itu dan berangkat pada Jumat pagi 19 Mei 2019. Rm. Bambang berangkat bersama Mas Handoko yang menjadi pendamping dan driver, dan Bu Rini. Rm. Agoeng menjanjikan mencarikan Rm. Bambang dan kelompoknya posisi yang teduh.

Ketika memasuki Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang pada jam 13.00 lebih, ternyata sudah banyak sekali mobil yang masuk. Benarlah berita yang mengabarkan bahwa umat umum akan berjalan kaki sejauh sekitar 2,5KM dari tempat parkir di dalam kompleks menuju lapangan tempat tahbisan diselenggarakan. Tetapi Rm. Bambang menerima tanda parkir VIP dari Keuskupan sehingga mobil dapat parkir di dekat tempat pentahbisan. Dengan demikian Mas Handoko tidak harus mendorong kursi roda yang diduduki oleh Rm. Bambang dengan jarah yang jauh. Ketika sampai di area tribun, tampaklah lapangan yang menjadi amat terik karena panasnya matahari sudah penuh dengan umat yang duduk di nomor-nomor kelompok menurut paroki se Keuskupan Agung Semarang. Di lautan umat tampak payung-payung menaungi kepala masing-masing. Rm. Bambang duduk berdampingan dengan Mas Handoko di bagian tribun yang dikhususkan untuk panti pentahbisan, para petugas liturgi, para imam, para religius dan tamu-tamu kategorial. Rm. Gito duduk di tangga tribun dan kursi rodanya dilipat dan ditaruh di dinding panti tahbisan. Rm. Bambang dan Mas Handoko tidak harus naik tangga tribun sehingga ada di deretan terdepan.

Pada jam 14.00-15.30 umat dijamu beberapa acara hiburan seperti nyanyian dan marching band serta video sekilas Rm. Rubiyatmoko. Liturgi tahbisan menyusul dan berlangsung dari jam 15.30-18.10. Sesudah berkat Uskup Baru dari panti tahbisan, pada sesi foto-foto, pada jam 18.30 Rm. Bambang mengajak Mas Handoko dan Bu Rini meninggalkan Akpol dan langsung pulang menuju Yogya. Kelompok ini tidak mengikuti acara-acara sesudah liturgi pentahbisan. Sekalipun berhenti untuk makan malam di warung makan Bawen, Rm. Bambang dan Mas Handoko mencapai Domus Pacis pada jam 22.13. Ternyata di hari berikutnya, pada saat sedang makan pagi Rm. Agoeng sudah ikut bergabung. Beliau bilang bahwa sampai Domus sudah di atas jam 02.00 pagi. Kata Rm. Agoeng, untuk keluar dari Kompleks Akpol, keadaan macet kendaraan amat mewarnai. "Njenengan dumugi Domus jam pinten?" (Jam berapa Anda sampai Domus?) tanya Rm. Agoeng kepada Rm. Bambang yang menjawab "Kula nilar lapangan jam setengah pitu lan dumugi griya meh jam sedasa seprapat" (Saya meninggalkan langan pada jam 18.30 dan sampai rumah Domus hampir jam 22.15). Rm. Agoeng memberi komentar "Yen ngaten wangsul rumiyin piyambak. Tesih sepi" (Kalau begitu Anda pulang pertama sehingga jalan masih sepi). Bagi Rm. Bambang yang paling pokok adalah ada penghuni Domus Pacis, rumah tua rama praja, yang ikut hadir dalam peristiwa amat penting bagi Keuskupan Agung Semarang. Barangkali, karena duduk di posisi terdepan dalam deretan para imam, sudah ada etalase Domus Pacis yang dapat dilihat.

0 comments:

Post a Comment