Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, May 30, 2017

Melayat


Rencananya hari itu, Senin 22 Mei 2017, hanya akan mengendarai granmax, mobil Domus Pacis. Rm. Harto akan didampingi oleh Mas Abas, dan Rm. Tri Hartono oleh Mbak Tari. Bu Rini, relawati Domus, diminta bantuannya untuk jadi driver. Dengan Rm. Bambang dan Rm. Gito keseluruhan penumpang termasuk sopir akan berjumlah 7 orang. Karena akan ada 3 buah kursi roda, maka jumlah itu tidak akan ditambah. Rm. Yadi akan berangkat sendiri. Ketika Rm. Hadiyanto, Minister Domus Pacis, datang pada saat makan pagi, beliau bertanya "Engko sapa sing arep mangkat layat?" (Nanti siapa nanti akan berangkat melayat?), Rm. Bambang menceriterakan rencana itu. "Yanu ya isa mbantu nyopiri" (Yanu, karyawan pastoran, juga dapat membantu untuk jadi driver). Dalam rencana itu Pak Tukiran, karyawan Domus, memang diminta untuk menunggu rumah. Pada hari itu ada acara melayat ke Seminari Tinggi Kentungan. Rm. Damasus Windya Wiryono, penghuni Wisma Petrus rumah tua di Kentungan yang berusia 82 tahun, dipanggil Tuhan pada Minggu 21 Mei 2017 jam 04.00 lebih pada pagi hari.

"Badhe mendhet kunci, rama" (Rama, saya mau mengambil kunci) kata Mas Yanu, karyawan Pastoran Pringwulung. Mas Yanu bilang bahwa dia diminta oleh Rm. Hadi untuk menyopiri granmax. "Mangkate bar dhahar awan lho" (Kita berangkat sesudah makan siang) kata Rm. Bambang. Ternyata, kecuali Rm. Tri Wahyono yang harus tetap di kamarnya dan Rm. Yadi yang berangkat sendiri, semua penghuni Domus Pacis berangkat melayat bersama. Rm. Gito ikut Rm. Hadi. Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Mbak Tari, Mas Abas, dan Pak Tukiran ada di granmax yang disopiri Mas Yanu. Mbak Iwuk, karyawati pastoran, juga ikut dalam granmax. Rm. Subiyanto, rama sepuh yang jadi Pastor Pembantu Paroki Pringwulung, juga ikut serta. Beliau satu mobil dengan Bu Rini dalam mobil ayla yang dikendarai oleh Rm. Bambang. Semua ikut Misa Requiem yang dimulai pada jam 14.00 dan yang dipimpin oleh Bapak Uskup, Mgr. Rubiyatmoko, sebagai selebran utama Mereka meninggalkan Ketungan sesudah selesai penguburan di Makam Unio Rama Praja di kompleks Seminari Tinggi Kentungan.

0 comments:

Post a Comment