Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 7, 2017

Yakobus Pringgolayan


Pada Sabtu 29 April 2017 sekitar jam 07.30 pagi ada pesan lewat WA dari Pak Sungkono kepada Rm. Bambang: "Sugeng enjing Rm Bambang, Berkah Dalem...
Untuk kunjungan kami besok rencana umumnya bgini:
1. Berangkat pkl 09.15
2. Tiba pkl 09.45: salam2an ramah tamah singkat; salam "kula nuwun" dari pengurus lingkungan
3. Pkl 10.00 - 10.45: diharapkan salah satu Rama  berkenan memberikan semacam sarasehan/sharing: suka-duka menjanani Imamat, dari sejak muda (neomis), masa jaya atau jatuh bangun di bberapa medan bakti, hingga masa pensiun di Domus Pacis; untuk semua itu dukungan apa/bgaimana yg sebenarnya diharapkan dari umat.
sesuai sikon sharing ini mungkin dpt diberikan sekaligus dlm kotbah
4. Pkl 10.50: persiapan Misa
5. Pkl 11.00-selesai: Misa
6. Pkl 12.30-selesai: makan siang bersama.
7. Pkl 13.30an rombongan meninggalkan Domus Pacis.
Makaten sekedar ngengrengan yg selalu dpt disesuaikan dgn sikon. Nuwun."

Pak Sungkono adalah penghubungan antara umat Lingkungan Santo Yakobus, Paroki Administratif Pringgolayan, dengan Rm. Bambang. Lingkungan ini mempunyai program kunjungan untuk para rama tua di Domus Pacis pada Minggu 30 April 2017. Hal ini sudah diinformasikan cukup jauh hari sebelumnya. Di samping hubungan antara Pak Sungkono dengan Rm. Bambang, ternyata Bu Sungkono juga kontak-kontakan dengan Bu Rini, relawan Domus Pacis, untuk urusan konsumsi. Bu Rini kemudian memberi informasi dengan Bu Tatik Santo yang biasa bersamanya menyediakan snak dan makan bila Domus Pacis mempunyai tamu yang membutuhkan pelayanan konsumsi.

Sesuai dengan rencana, ada 31 orang (ibu, bapak, muda, dan anak) umat Lingkungan Yakobus sampai Domus Pacis pada Minggu 30 April 2017 jam 09.40. Mereka langsung diajak untuk minum dan snak lebih dahulu. Pada jam 10.00 lebih para tamu masuk ruang pertemuan dalam. Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, Rm. Gito, Rm. Yadi dan Rm. Bambang duduk berjajar di depan. Rm. Tri Wahyono duduk di luar ruang. Salah satu warga wakil para tamu menyampaikan kata-kata pembuka. Rm. Bambang menyusul dengan mengenalkan rama-rama Domus Pacis. Kemudian acara inti, yaitu sharing suka duka jadi imam, dimulai. Rm.Yadi berceritera pengalaman imamatnya dari saat ditahbiskan hingga kini berada di rumah tua Domus. Sharing selama 1 jam ini membuat para tamu mengetahui beberapa hal yang menjadi duka imamat. "Takkira dadi rama ki selalu bahagia. Jebule ya ada rekasane, ya" (Saya kira menjadi imam itu selalu bahagia. Ternyata juga mengalami kesusahan, ya) celetuk salah satu ibu.

Misa bersama menjadi acara sesudah sharing. Misa diselenggarakan di kapel baru. Suasana kapel tampak semarak karena karangan-karangan bunga yang dipajang di sekitar altar. Bu Sungkono secara khusus minta tolong Bu Rini untuk membeli dan menata bunga. Ternyata salah satu ibu pada Minggu itu juga membawa satu karangan bunga. Misa disertai nyanyian lengkap dengan iringan keyboard yang sudah tersedia di kapel. Bacaan sebelum Injil ada dua sehingga suasana Misa Minggu amat terasa. Rm. Bambang memimpin Misa dan di panti imam ditemani oleh Rm. Tri Hartono dengan kursi rodanya. Rm. Harto, Rm. Gito, Rm. Yadi dan Rm. Tri Wayono duduk di kursi roda masing-masing berada di deretan paling belakang. Pak Sungkono sesudah lagu penutup memberikan kata-kata kesimpulan hikmah kunjungan: 1) Mengetahui suka duka kehidupan rama berdasarkan sharing; 2) Dari homili memahami bahwa untuk berkembang dalam iman umat harus mau kumpul. Kemudian makan siang bersama menjadi acara akhir sebelum mereka meninggalkan Domus Pacis. 

0 comments:

Post a Comment