Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, May 17, 2017

Lingkungan Yohanes Paulus II


"Kula ingkang SMS kalau wau, rama" (Saya yang tadi mengirim SMS, rama) Pak Catur, ketua rombongan lebih dari 40 orang itu berkata. Beliau masih meneruskan "Sejatinipun rikala kula matur badhe kunjungan sonten tanggal 10 menika, sareng kepanggih umat lajeng bingung. Kanyata saat menika wonten ingkang badhe ngawontenaken sembahyangan ujub amargi sedherekipun saking Kalimantan dhateng. Pramila kula lajeng nyuwun nomeripun rama saking Bu Ninik yen kedah mbatalaken" (Sebenarnya ketika berkata kepada rama bahwa kami akan berkunjung pada tanggal 10 Mei, ketika berjumpa dengan umat saya menjadi bingung. Ternyata ada yang akan mengadakan doa khusus untuk keluarganya yang datang dari Kalimantan. Maka saya minta nomer HP rama dari Bu Ninik, salah satu relawan Domus Pacis, untuk berjaga kalau harus membatalkan kunjungan). Bapak itu berceritera dengan wajah ceria, karena ternyata keluarga dari Kalimantan itu batal datang. Maka pada sore menjelang jam 17.00 Rabu 10 Mei 2017 itu Komunitas Rama Domus Pacis menerima kunjungan umat Lingkungan Yohanes Paulus II, Dukuh Selatan, Paroki Pugeran. Mereka terdiri dari kaum bapak, ibu. muda, remaja, anak-anak, dan bahkan ada yang masih bayi.

Para tamu diterima di kapel baru. Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Gito ikut menyambut saat mereka datang dan dengan kursi rodanya berada di deretan paling belakang. Rm. Bambang berada di belakang keyboard di depan para tamu dan mengajak menyanyikan Dalam Yesus Kita Bersaudara yang diulang-ulang dengan setiap kali mengubah kata "Kita Bersaudara" dengan kata lain yang disertai gerakan. Suasana menjadi hangat ceria. Kemudian ada sambutan dari Pak Catur, yang ternyata adalah Ketua Lingkungan. Dalam sambutan itu dinyatakan bahwa dalam kunjungan ini mereka akan berdoa rosario dan kemudian ikut Misa bersama para rama Domus. Karena doa rosario akan dimulai pada jam 17.30, padahal jam masih menunjuk 17.15, Rm. Bambang membuka kesempatan kalau ada hal yang ingin ditanyakan. Ternyata ada pertanyaan "Mengapa harus doa kepada Bunda Maria dan mengapa Bunda Maria mendapat tempat khusus dalam Gereja?" Rm. Bambang memberikan cakrawala pengertian hingga hampir jam 17.30.

Acara pokok dari kunjungan ini, yaitu doa rosario, tepat dimulai pada jam 17.30. Seorang ibu menjadi pemimpin doa dan pendarasan Salam Maria dimulai bergantian oleh satu persatu di antara para tamu yang dijawab oleh semua. Rosario ini ternyata selesai dalam tempo 23 menit dan Rm. Yadi, yang datang menyusul ketika doa rosario berjalan, sudah siap di belakang altar. Dengan demikian begitu rosario usai Misa langsung dimulai. Seorang ibu lain memimpin nyanyian pada pembuka, sesudah komuni dan penutup. Salah satu pemudi tampil menjadi lektor yang membacakan bacaan pertama dan mazmur tanggapan. Rm. Yadi dalam homilinya menekankan semangat perutusan. Sehabis misa ternyata masih ada pertanyaan diajukan kepada Rm. Bambang, yaitu tentang ibu beranak dua yang tidak rela anaknya akan masuk seminari. Makan malam bersama menjadi acara terakhir. Nasi, sayur, lauk dan minuman dibawa oleh para tamu. Selama makan ada beberapa yang masuk mengunjungi Rm. Tri Wahyono yang berbaring di tempat tidurnya.

0 comments:

Post a Comment