Kaum Tua dan Jaman Gaul

Ternyata yang namanya senang adalah:

• Keadaan atau perasaan ringan, gembira, nyaman
• Kepuasan
• Perasaan sebagai akibat dari terpenuhinya hasrat, keinginan, kebutuhan 
• Perasaan nikmat sebagai hasil usaha atau kegiatan
• Perasaan lega karena terlaksananya kegiatan yang diinginkan atau dikehendaki.

Hal itu disampaikan oleh Rm. Agoeng dalam Novena Domus Minggu 7 Mei 2017 yang bertemakan Seneng Nadyan Ra Mudheng (Senang Walau tidak Paham). Dengan pemahaman apa itu "senang", Rm. Agoeng mengetengah beberapa pokok: 1) Hal yang dapat membuat senang; 2) Yang disenangi walau tak dimengerti; 3) Yang membuat tidak mengerti walau senang; 4) Kalau menghadapi yang tidak dipahami.

Pembicaraan itu dibuka dengan teks 2 halaman yang berisi tentang bahasa gaul. Siti Mugi Rahayu, sang penulis, mengatakan bahwa berkaitan dengan bahasa gaul ada 2 generasi: 1) Generasi "memble tapi kece" di tahun 1980an, dan; 2) Generasi "alay" yang ada di zaman sekarang. Di samping minat dan kemampuan, latar belakang, perilaku dan karakter serta kemajuan zaman, BAHASA memang juga dapat menghadirkan hal yang tak dipahami tetapi menyenangkan. 

Ketika terjadi dialog antara pembicara dengan para peserta, soal berbahasa juga menjadi perhatian. Di dalam dunia pendidikan, para guru dan dosen juga mengalami kesulitan dalam diri siswa/mahasiswa karena kebiasaan berbahasa gaul dalam mengerjakan tugas-tugas akademis. Dalam dialog ini banyak soal ternyata terkait dengan perangkat komputerisasi terutama HP. Para peserta disadarkan akan beberapa hal: 1) Perangkat beda akan dapat menghadirkan cara penulisan yang berbeda; 2) Fasilitas HP tergantung dengan kuota; 3) Kaum tua tak dapat mengadili bahwa HP-hp-an dalam gereja sebagai perilaku tidak sopan, karena HPmasa kini dapat bersisi naskah Kitab Suci. Rm. Agoeng memberi informasi bahwa Naskah Kitab Suci, renungan, dan doa-doa juga dapat dibuka dalam HP. WhatsApp (WA) juga menggeser pemakaian SMS biasa. Pembeayaan penggunaan paket untuk HP masa kini dapat jauh lebih murah beaya SMS untuk HP jaman dulu. Sebagai penutup Rm. Bambang menarik pelajaran iman dengan Injil hari itu, yakni Yoh 10:1-10. Sosok gembala dimaknai sebagai golongan senior sedang domba sebagai golongan yunior. Di situ pintu adalah jalan iman untuk masuk ke dalam ruang hidup kaum muda sehingga sesulit apapun kaum tua akan tidak stres dan tetap bahagia ikut menikmati perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.