Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 23, 2017

Lamunan Pesta

Santo Bartolomeus, Rasul
Kamis, 24 Agustus 2017

Yohanes 1:45-51

1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, yang namanya realita adalah segala hal yang dapat ditangkap oleh panca indra. Di dalam gerakan pengembangan sosial itu disebut fakta atau hal yang terjadi secara nyata.
  • Katanya, untuk memahami kenyataan yang dihadapi seorang penggerak akan melakukan analisis. Untuk mampu menganalisis dengan sungguh-sungguh orang harus memiliki pemahaman-pemahaman ilmiah.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sesehat dan sekuat apapun panca indra dimiliki untuk memahami yang dihadapi, tanpa keterbukaan hati kepada hadirat ilahi di relung kalbu, orang belum sungguh mengalami kesejatian realita sebagai terbukanya misteri-misteri hidup dibalik peristiwa-peristiwa yang tampak secara lahiriah. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati keseharian hidup dalam nuansa menyaksikan derap kegiatan surgawi.
Ah, yang namanya realita ya yang dapat dilihat dengan mata dan didengar dengan telinga.

0 comments:

Post a Comment