Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 29, 2017

Pak Hardy Dipanggil Bapa


Sebenarnya Pak Hardy, demikian panggilan bapak yang memiliki nama lengkap Sophianus Hardiyanto, bersama istrinya sudah dapat enakan menikmati hidup santai tak perlu kerja keras. Anak-anaknya sudah bekerja dan dapat menafkahi kedua orang tuanya. "Kula gadhah tanggelan seketan gesanging tiyang sanes. Menika para karyawan lan kluwarganipun" (Saya memiliki tanggungan 50an orang. Mereka adalah para pekerja dan anggota keluarganya) kata Pak Hardy suatu ketika kepada Rm. Agoeng dan Rm. Bambang di rumahnya. Kalau menyebut para karyawan, mereka adalah orang-orang yang dianggap oleh Pak Hardy ikut membantunya mencari penghasilan ketika anak-anaknya masih kecil hingga lulus kuliah. Pak Hardy dan Bu Yayuk, istrinya, adalah keluarga yang berwiraswasta dengan nama Hardy Collection yang melayani pensablonan kaos dan garapan-garapan sragam kaos dan pakaian-pakaian seragam. Suami-istri ini juga termasuk aktivis Gereja Paroki Klaten. Ketika anak-anaknya masih kecil Bu Yayuk yang didukung oleh Pak Hardy ikut jaringan misioner terutama dalam gerakan anak dan remaja di Museum Misi Muntilan yang dipimpin oleh Rm. Bambang. Barangkali karena kedekatan dengan Rm. Bambang, mulai dengan tahun 2015 mereka ikut menjadi peserta Novena Domus Pacis.

Pada bulan Maret 2015 Pak Hardy ikut Novena Domus bersama istri tanpa mendaftar lebih dahulu. Bulan berikutnya mereka membawa tiga orang lain. Kemudian di bulan Mei Pak Hardy mulai mendaftarkan rombongan sehingga peserta Klaten menjadi 7 orang. Pada bulan terakhir, November 2015, rombongan dari Klaten menjadi 94 orang. Kemudian terjadi heboh ketika Novena Domus tahun 2016 dimulai, karena peserta dari Klaten berjumlah lebih dari 200 orang. Rm. Bambang kemudian memberikan kuota khusus untuk Klaten sebanyak 150 orang. Jumlah ini selalu dipenuhi oleh Pak Hardy hingga pendaftaran bulan September 2017. Pak Hardy tidak hanya mengkoordinasi peserta Novena dari Paroki Klaten. Beliau juga menyisihkan penghasilannya untuk membantu trnasportasi pergi ke dan pulang dari Domus Pacis. Sebenarnya Pak Hardi sudah tidak tampak ikut Novena Domus sejak bulan Juli 2017. Hal ini dikarenakan beliau harus mengurus usaha dan Bu Yayuk, istrinya, yang menderita sakit parah dan keluar masuk opname di rumah sakit sejak tanggal 28 Juni 2017. Meskipun demikian untuk pendaftar peserta Novena September 2017 pun tetap diinformasikan oleh beliau sebanyak 150 orang. Pada tanggal 24 Agustus 2017 jam 05.01 pagi Bu Yayuk mengirim pesan lewat WA Rm. Bambang "Selamat pagi romo.puji Tuhan.sy sdh pulang.mohon doa unt p hardy kmrn masuk ICU  panti rapih.cobaan bagi sy blm selesai romo.Gusti nywun kiat. Amin." Ternyata Pak Hardy punya riwayat sakit jantung. Kemudian dalam WA Selasa 29 Agustus 2017 sore ada pesan mengejutkan masuk dari Bu Yayuk "Romo, Pak Hardy sampun sare Dipuntimbali Gusti jm 4 tadi di panti rapih" (Rama, Pak Hardy sudah tidur. Dipanggil Tuhan tadi jam 4 sore di Rumah Sakit Panti Rapih). Pak Hardy beberapa tahun di akhir hayatnya amat memperhatikan pengembangan iman bagi kaum tua dan lansia dan bahkan ikut menjadi jaringan khusus Pastoral Ketuaan di Domus Pacis. Satu hal yang menarik adalah bahwa beliau dapat membesarkan hati para lansia peserta Novena Domus dari Klaten yang tadinya takut pada tema-tema akhir hayat sampai mampu bicara tentang keabadian dalam keceriaan. "Pak Hardy, Panjenengan ugi mesthi sampun mulya ing Gusti. Nyuwun dhukungan sembahyang, nggih" (Pak Hardy, Anda pasti sudah mulia bersama Tuhan. Doakan kami, ya).

0 comments:

Post a Comment