Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 18, 2017

JKKI Surakarta


"Mangke tamune jam pinten?" (Tamu akan datang jam berapa?) tanya Mas Abas kepada Rm. Bambang pada Jumat 16 Juni 2017 sekitar jam 10.00 yang dijawab "Kira-kira jam loroan" (Sekitar jam 14.00). Mas Abas kemudian mengambil kunci mobil untuk dikeluarkan dari ruang serba guna. Setengah jam kemudian Rm. Bambang keluar menuju ruang serba guna. Dia melihat Pak Heru, Mas Abas, dan Pak Tukiran menata kursi. Struktur penataan berbentuk "U" menempatkan meja kecil yang dapat dipandang oleh semua yang akan duduk. Di atas meja kecil diletakkan sebuah lilin dan salib. Di bagian atas sebelah barat ada dua meja tinggi ditata untuk meletakkan snak dan minuman. Pihak Domus Pacis tidak menyediakan minuman karena konsumsi akan dibawa oleh pihak tamu. Rencana kedatangan tamu di siang hari diinormasikan lagi oleh Rm. Bambang kepada para rama yang ikut makan siang bersama.

Menjelang jam 14.00 Mbak Tari masuk kamar Rm. Bambang dan bekata "Tamune pun sami dhateng" (Para tamu mulai berdatangan). Rm. Bambang keluar dan berseru "Baaaaas" memanggi Mas Abas yang kemudian muncul dari kamar mandi Rm. Harto. "Rama Harto gek diajak metu. Tamune wis teka" (Rm. Harto segera diajak keluar. Tamu sudah datang). Ketika Mas Abas menjawab "Niki sek ajeng siram" (Rm. Harto sedang akan mandi), Rm. Bambang berkata "Ra sah adus. Le siram engko wae" (Tak usah mandi. Mandinya nanti saja). Pada saat Rm. Bambang sampai ruang serba guna, sudah ada sementara orang berseragam yang datang. Melihat Rm. Bambang mereka langsung menyerbu dan menyalaminya bahkan kemudian mengambil gambar dengan ponsel. Rm. Harto menyusul keluar dan kemudian diikuti oleh Rm. Gito dan Rm. Yadi. Tamu yang datang, katanya, ada 96 orang. Para tamu tampak antusias berjumpa empat orang rama ini. Kebetulan Rm. Gito, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang pernah berada di paroki di Wilayah Kevikepan Surakarta asal dari para tamu.

Tepat pada jam 14.30 acara dimulai. Ketua panitia kunjungan membuka acara. Panitia menjelaskan bahwa semua yang hadir tergabung dalam JKKI (Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi) Surakarta. Ada enam simpul jaringan yang hadir: Sragen, Kleca, Delanggu, Klaten, Wedi, dan nDalem. Ini adalah sepertiga dari keseluruhan simpul yang berjumlah delapan belas. Ketua JKKI diberi kesempatan memberikan sambutan. Sambutan beliau berisi sekilas tentang sejarah berdirinya JKKI. Sesudah itu Rm. Bambang juga diminta berbicara atas nama para rama Domus Pacis. Rm. Bambang mengenalkan Domus Pacis dan para rama yang menghuni. Persis pada jam 15.00 acara doa dilaksanakan. Doa yang dilantunkan adalah doa-doa devosi Kerahiman Ilahi yang diakhiri dengan Doa Koronka. Selesai doa ada foto bersama per sempul bersama empat orang rama yang ikut menyambut. Setiap simpul yang selesai berfoto langsung mengambil dos yang berisi minuman dan snak. Rm. Bambang mempersilakan para tamu masuk mengunjungi para rama yang berada di kamar masing-masing. Ternyata simpul-simpul JKKI yang hadir membawa paket-paket bingkisan untuk Domus Pacis.

0 comments:

Post a Comment