Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 12, 2017

Hebatnya Daya Semangat Gotong Royong


Pada malam itu, Senin 3 Juli 2017, Mbak Tari dengan agak terengah-engah mengejar Rm. Bambang yang dengan kursi rodanya meluncur dari kamarnya menuju ruang tamu untuk menjumpai Bu Iskak dan para tenaganya yang menghadirkan cateringnya dalam Ulang Tahun Imamat Rm. Agoeng dan Rm. Gito. "Rama, kula nyuwun pamit, nggih, lan nyuwun berkah supados sae" (Rama, saya minta pamit dan berkat untuk hidup ke depan) kata Mbak Tari di tengah-tengah napas terengah-engah. Rm. Bambang sambil menyalami menjawab "Ya, semoga baik". Katanya, di tengah para tamu sedang menikmati hidangan sesudah Misa Ulang Tahun Imamat selesai, Mbak Tari juga menghampiri Rm. Purwatmo, Rektor Domus Pacis. Dia minta pamit karena mulai malam itu mengundurkan diri sebagai karyawan Domus Pacis. Ada yang bilang bahwa Rm. Purwatma berkata "Wis entuk nggon liya, pa?" (Apakah sudah mendapatkan tempat kerja lain?).

Mbak Tari sudah sekitar dua tahun ikut menjadi tenaga Domus Pacis. Dia berada di Domus Pacis bersama Pak Heru, suaminya, dan kedua anaknya. Pak Heru juga bekerja di Domus. Selama ini pula mereka tinggal di kompleks Domus. Kalau Pak Heru tetap kerja di Domus, Mbak Tari telah menyerahkan surat pengunduran diri ke Rm. Hadi, Minister Domus Pacis. "Jare arep kerja kaya Dwi" (Katanya akan bekerja seperti Dwi, seorang pramurukti lepas perorangan yang pernah menjaga almarhum R. Rusgiharta) kata Rm. Hadi kepada Rm. Bambang. Kabarnya, keluarga itu juga akan menyewa tempat tinggal di kampung Puren. Terhadap peristiwa ini ada yang mengkhawatirkan kehidupan para rama Domus Pacis karena kehilangan salah satu tenaganya.

Sebenarnya hal ini juga sempat membuat khawatir Rm. Bambang, karena hingga tanggal 9 Juli sejak 24 Juni Domus Pacis ada dalam keadaan memberi kesempatan para karyawan untuk liburan masing-masing lima hari dalam rangka Indul Fitri. Maka, pada hari tertentu Domus Pacis hanya berada dalam pelayanan dua orang tenaga. Tetapi ternyata yang terjadi adalah bahwa kehidupan para rama Domus Pacis berjalan seperti biasa. Rm. Tri Wahyono, Rm. Rio, Rm. Harto, Rm. Gito, dan Rm. Tri Hartono tetap mendapatkan pelayanan. Apalagi kadang ada Bu Riwi dan Bu Rini yang datang dan membantu.  Kekhawatiran kacau itu sungguh terhapus ketika keadaan giliran liburan selesai. Selain Pak Heru, yang berfokus pada urusan kebun para karyawan lain, yaitu Pak Tukiran dan Mas Abas serta tiga pramurukti (Mbak Tri, Mbak Pipit, dan Mas Winarto) sungguh dapat bekerja sama dalam urusan melayani para rama dan pekerjaan-pekerjaa lain. Menanggapi keadaan itu, Rm. Bambang dalam hati berkata "Alangkah hebatnya daya semangat gotong royong". Semangat gotong membuat orang tidak terbelenggu pada sikap berkuasa tetapi membuat jiwa semartabat dalam hidup bersama yang menghadirkan iklim kerjasama demi kebaikan bersama.

0 comments:

Post a Comment