Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 23, 2017

Syukur Peringatan Arwah


Malam itu, Kamis 20 Juli 2017, tidak ada satupun rama Domus Pacis pergi. Kecuali Rm. Tri Wahyono, yang memang selalu ada di kamar dalam penjagaan pramurukti, ketujuh rama ada di Ruang Barnabas, ruang serba guna di Kompleks Domus Pacis. Kalau Rm. Yadi dengan kursi rodanya berada di jajaran belakang, tidak demikian dengan Rm. Gito, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Rio Winarto. Keempat rama ini duduk berjajar di bagian depan dengan kursi roda menghadap ke utara. Sementara itu banyak tamu hampir memenuhi kursi yang disediakan yang ditata dengan struktur huruf "U" menghadap altar yang berada di bagian utara menghadap ke selatan. Para tamu ini berasal dari Lingkungan Fransiskus Asisi Puren, Lingkungan Fransiskus Xaverius Ambarrukmo, Lingkungan Yohana Sleman Timur, beberapa keluarga dari Banteran (Paroki Mlati) dan Pringgolayan, serta kelompok Kor Ibu-ibu Paroki Medari. Ketika jam menunjuk 5 menit sebelum 19.00, Rm. Agoeng tampil sebagai pembawa acara. Beliau membuka dengan kata-kata "Tadi ketika tahu bahwa saya tidak pergi, Rm. Bambang berkata 'Mangke sing ngacarani njenengan nggih' (Nanti yang jadi pengacara Anda, ya)."

Rm. Agoeng dalam kata-kata pembuka memaparkan bahwa acara Misa yang akan diselenggarakan adalah untuk memperingati arwah Ibu Rubinem dan arwah Bapak Hidayat. Bu Rubinem adalah ibu Rm. Bambang yang saat itu sudah 100 hari menghadap Tuhan. Sementara itu Bapak Hidayat adalah ayah Ibu Rini, salah satu relawati Domus Pacis, yang setahun sudah dipanggil Allah. Sebenarnya Pak Hidayat genap satu tahun pada tanggal 9 Juli 2017. Tetapi karena Bu Rini adalah satu-satu yang Katolik dalam keluarga dan sulit untuk mendapatkan kesempatan ikut memperingati wafat ayahnya secara Katolik, beberapa relawan Domus meminta untuk menyatukan dalam Misa peringatan 100 hari Bu Rubinem. Maka Misa peringatan arwah ini diselenggarakan bersama oleh Rm. Bambang dan Bu Rini dengan tamu-tamu atas undangan kedua pihak. Inilah mengapa beberapa relawan Domus (Mas Handoko, Mbak Sri, dan Bu Mumun) sudah ikut sibuk sejak jam 16.00 baik untuk menyiapkan soundsystem maupun beberapa urusan konsumsi.

Misa malam itu dipimpin oleh Rm. Bambang. Pak Sandi dari Puren membantu sebagai Prodiakon Paroki. Bapak Fajar, sepupu Bu Rini, tampil sebagai Lektor. Kor Ibu-ibu Medari pun bersemangat ikut mengiringi lagu-lagu karena Bu Rini adalah ketua Tim Kerja Ibu-ibu Paroki Medari. Doa-doa disampaikan secara spontan oleh peserta Misa. Rm. Bambang dalam khotbah dan doa-doa membawa nuansa ceria penuh syukur karena kasih Kristus dalam Gereja yang menopang almarhum Ibu Rubinem dan Pak Dayat. Bu Rubinem dalam wafatnya ditopang oleh banyak relawan dan umat Katolik serta dijadikan bagian kasih Komunitas Para Rama Domus Pacis. Sementara itu almarhum Pak Dayat mengalami kedekatan jiwa perhatian Bu Rini dan pada saat wafat suasana peristiwa pelayatan juga diwarnai oleh kehadiran umat Katolik termasuk beberapa rama Domus.

Ketika Misa selesai Rm. Agoeng menyatakan bahwa tidak ada acara lain kecuali makan malam bersama. Beliau langsung memimpin doa pembuka makan dan sesudah itu Rm. Agoeng berkata "Untuk menutup makan semua secara perorangan dimohon berdoa sesuai kepercayaan masing-masing" yang membuat para tamu tertawa. Acara makan malam bersama itu diwarnai oleh suasana yang akrab di antara para tamu. Sesudah mengambil menu yang diminati oleh masing-masing, para tamu banyak yang duduk berkelompok-kelompok dan saling omong satu sama lain. Perjumpaan dengan warga Katolik dari beberapa tempat tampaknya juga menambah adanya teman-teman baru. Kelompok kor tampak amat bergembira. Mereka asyik berulang-ulang ambil foto termasuk dengan Rm. Bambang. Beberapa anggota kor, sesudah makan, amat gembira berjumpa dengan Rm. Rio dengan menyusul ke kamarnya. Kegirangan anggota kor juga tampak dalam postingan gambar-gambar peristiwa Misa malam itu dalam FB yang kemudian masuk dalam album simpanan Rm. Bambang.

0 comments:

Post a Comment