Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 9, 2017

Lamunan Pekan Biasa XIV

Lamunan Pekan Biasa XIV
Senin, 10 Juli 2017

Matius 9:18-26

9:18. Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
9:19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, kebanyakan orang tahu bahwa setiap agama selalu menjadi ajang hubungan orang dengan Tuhan. Tuhan menjadi dasar dan aroma dari segala hal keagamaan.
  • Tampaknya, dalam agama orang menemukan tata cara bagaimana orang menyambung diri dengan Tuhan. Ajaran dan pedoman keagamaan menjamin kebenaran orang untuk ber-Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sebenar apapun ajaran dan pedoman serta upacara dalam ber-Tuhan, orang baru sungguh-sungguh menghayati hidup ber-Tuhan kalau dalam hatinya ada keterbukaan terhadap daya ilahi yang menjadi dorongan peneguhan diri mengarungi hidup kongkret dengan segala susah deritanya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu membawa kenyataan hidup kongkret sebagai omongan kalbu.
Ah, ber-Tuhan itu bukan soal hati tetapi soal agama.

0 comments:

Post a Comment