Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 1, 2013

AYAM GORENG DARI RAMA HARTA



Bacaan Injil liturgi hari ini, Senin 25 Februai 2013, adalah Luk 6:36-38. Renungan-renungan di blog Domus Pacis erat berkaitan dengan sikap murah hati. Hal ini mengingatkan peristiwa makan malam pada Minggu 24 Februari 2013.

Dalam makan malam itu, selain sajian rutin yang bernilai Rp. 3.000,00 per orang, tersaji pula dua dos ayam goreng dan juga sepiring besar yang berisi beberapa macam snak yang tampaknya bukan murahan. Ternyata sajian ekstra itu berasal dari tamu Rama Harta untuk Rama Harta tetapi disajikan oleh Rama Harta untuk semua rama. Tentu saja para rama yang makan bersama mengalami kegembiraan selama makan sambil omong-omong penuh kegayengan. Iklim berbagi ini sungguh berbeda dengan Domus Pacis pra Idul Fitri 2011. Dulu para rama mendapatkan sajian makan di kamar masing-masing. Pada umumnya para rama tidak banyak memiliki orang yang bertamu. Maka kebanyakan rama hanya makan jatah yang amat sangat jauh di bawah standar makan pada umumnya rama di Keuskupan Agung Semarang. Iklim berbagi tak hanya dinikmati oleh para rama tetapi juga oleh para karyawan.

Iklim berbagi sungguh tak hanya membawa perkembangan kesejahteraan konsumsi. Perawatan rumah, perkembangan pembangunan dan terutama tumbuh dan berkembangnya karya pastoral juga muncul. Suasana kerasan sungguh terasa. Kalau tidak terpaksa harus tugas luar seperti biasa terjadi pada Rama Agoeng, jam berapa pun di malam hari para rama akan pulang di Domus Pacis. Semangat berbagi tidak hanya terjadi dalam hal makan. Rama-rama yang mendapatkan uang lebih, berbagi dalam hal uang. Yang punya barang atau failita lebih, menyajikan juga bagi yang lain. Bahkan karyawan pun juga menjadi murah hati. Ada karyawan yang kerap membawa oleh-oleh dari rumahnya. Iklim murah hati tenaga pun juga berkembang. Baik rama maupun karyawan dapat mengeluarkan tenaga ekstra untuk kepentingan bersama. Domus Pacis tidak lagi harus mencari bantuan orang luar untuk melayani Rama Harjaya dan Rama Harta di kala karyawan 24 jam berlibur atau berhalangan.Memang harus diakui. Ada warga Domus Pacis yang minim berbagi bahkan sering menjadi soal rumah. Akan tetapi iklim berbagi tidak membuat warga bermasalah membuat kehidupan rumah menjadi kacau. Iklim berbagi menjadi kekuatan penangkal bahaya-bahaya kebersamaan dalam rumah.

1 comments:

Wid S said...

Rm Bambang,

Tulisan di rubrik Historia Domus ini terasa mengharukan karena menampilkan sisi manusiawi para dewa yang selama ini disebut "rama pastur". Semoga senantiasa membangkitkan semangat.

Salam dari Lembah Tidar

Post a Comment