Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 10, 2013

Sabda Hidup Senin, 11 Maret 2013

Sabda Hidup
Senin, 11 Maret 2013
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Warna Liturgi Ungu


Bacaan Hari Ini

Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54

Bacaan Injil Yoh. 4:43-54
43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 45 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. 46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." 50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea

Renungan

Suatu kali aku mengalami kesulitan untuk memotret objek potret. Ada banyak halangan dari pemotret-pemotret yang lain. Aku pun mundur mencari tempat yang lebih leluasa. Sekalipun tidak sestrategis tempat sebelumnya namun aku dapat mengabadikan objek potret dengan lebih leluasa.
Orang-orang sekampung tidak percaya pada sabda dan karya Yesus. Mereka sulit menerima kenyataan sang anak tukang kayu itu bisa bersabda dengan penuh kuasa dan melakukan aneka mukjijat dalam karyaNya. Namun sang pegawai istana malah percaya banget pada sabda dan karya Yesus. Ia percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan anaknya yang lagi sakit. Yesus pun mengalihkan kasihNya pada orang itu. Ia dengan leluasa mewujudkan perutusan Bapa. Dengan kuat kuasanya Dia  menyembuhkan anak pegawai tersebut. Rahmat Tuhan menjadi (maaf pakai bahasa berikut:) sangat efektif pada mereka yang percaya, bukan pada mereka yang bertetangga bahkan sedarah.
Ketika kita mengalami kesulitan melakukan sesuatu, karena aneka macam halangan, maka kita pun mesti membuka lebar pandangan kita agar mampu menemukan peluang untuk mengefektifkan daya yang ada dan juga  mengambil tindakan alternatif yang bernas. Kita tidak perlu memaksakan diri menabrak halangan-halangan tersebut. Ada banyak jalan dan ruang alternatif untuk mendayagunakan rahmat Tuhan.

Kontemplasi

Bayangkan dirimu lagi mengendarai mobil menuju suatu tempat. Radio memberitahu jalan yang akan kaulewati macet, pergerakan mobil terhenti. Kau berada dalam pilihan menerobosnya atau mencari jalan alternatif untuk mencapai tempat tujuan sesuai dengan waktu yang disepakati.

Refleksi

Tulislah pengalamanmu percaya pada banyak cara dan wahana alternatif untuk mewujudkan impianmu.

Doa

Tuhan semoga kepercayaanku padaMu semakin bertumbuh. Sudilah menyingkirkan aneka halangan untuk menghadirkan rahmatMu. Amin.

Perutusan

Aku akan mengembangkan kemampuanku untuk melihat aneka kemungkinan mengaplikasikan rahmatNya dalam hidupku.

0 comments:

Post a Comment