Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 31, 2013

Sabda Hidup Oktaf Paskah

Senin, 01 April 2013

Bacaan
Kis 2:14.22-32: Mat 28:8-15

Mat 28:8-15
28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."
28:11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.


Renungan
Seringkali untuk membuktikan kesalahan seseoran tidak mudah. Para penyidik yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan pun seringkali kesulitan untuk menemukan bukti tersebut. Selain mungkin karena (seperti dilakukan para tersangka sekarang ini) lupa, juga karena para tersangka akan berbelit-belit, atau juga karena mereka sudah menyiapkan tameng berlapis-lapis. Rasanya memang sebuah kejahatan selalu membutuhkan kejahatan lain. Sebuah kebohongan membutuhkan kebohongan lain. Para jahat melakukan itu untuk membangun tameng perlindungannya.
Di jaman Yesus, para imam kepala pun melakukan itu: "Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.  Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa" (Mat 28:12-14)."
Konspirasi yang mereka bikin untuk menyingkirkan Yesus sampai Yesus disalib dilanjutkan dengan persekongkolan kebohongan bahwa mayat Yesus telah dicuri. Para imam itu pun kemudian sibuk mencari kebohongan-kebohongan lain untuk menutupi persekongkolan yang telah mereka perbuat. Konspirasi semacam ini pun masih berlangsung. Banyak pemimpin sibuk bukan untuk mengurusi rakyat yang memberi kepercayaan kepadanya, tapi sibuk merancang aneka tameng dan sejata untuk menutupi  tindakan bersalahnya.

Kontemplasi
Duduklah dengan tenang. Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan suasa di Mat 28:11-15. 

Refleksi
Temukan contoh-contoh pribadi seperti para imam kepala pada jaman Yesus. Peran apa yang kauambil dalam "adegan" tersebut.

Doa

Tuhan, kuatlah hati dan iman kami. Bebaskanlah kami dari aneka persekongkolan yang mematikan. Amin.

Perutusan
Aku menghindari persekongkolan yang menyingkirkan sesamaku.

0 comments:

Post a Comment