Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 1, 2013

ROSARIO PEMBAWA KAGUM



Kemarin pagi, Jumat 22 Februari 2013, pada waktu makan pagi saya bertanya kepada Rama Yadi "Bu Mega ndandakke tesbeh, nggih?" (Ibu Mega pesan dibuatkan rosario, ya?). Rama Yadi mengiyakan. Rama Yadi memang biasaa mengisi waktu dengan membuat rosario. Bu Mega minta dibuatkan paling tidak 50 buah. Rama Yadi juga mengatakan bahwa bahan-bahan manik-manik dibelikan oleh Bu Mega. Tetapi ada yang berbentuk gambar dan Rama Yadi tidak tahu apakah ada rosario yang manik-maniknya berbentuk gambar. Ketika saya bertanya apakah bentuk gambar itu berbentuk pipih, Rama Yadi mengiyakan. Saya katakan "Niku mesthi ngge bagian Rama Kawula" (itu pasti untuk bagian Bapa Kami. Rama Yadi masih tampak bingung. Saya kemudian keluar dari kamar makan untuk mengambil rosario saya di kamar. Itu adalah rosario dengan manik-manik kecil dan salibnya pun kecil. Pada bagian Bapa Kami manik-maniknya agak besar berbentuk pipih dengan gambar berwarna. Rosario saya berikan ke Rama Yadi, karena barang kali dapat menjadi contoh. Dan Rama Yadi memang tampak ceria karena paham dengan yang kukatakan tentang bagian Bapa Kami dengan gambar.

Dalam peristiwa kecil itu diam-diam ada kejutan dalam hati saya. Setelah dipegang dan dilihat oleh Rama Yadi, Rama Tri Wahyono dan Rama Harta bergantian ikut memegang rosario saya. Jujur saja, saya sebetulnya kurang senang dengan rosario itu. Saya lebih senang rosario dengan manik-manik besar. Tetapi, karena itu adalah oleh-oleh kerabat yang pergi ke Belanda, maka saya menyimpan dan memakaainya untuk berdoa. Sekedar penghargaan pada sang kerabat. Tetapi, dengan melihat rosario saya, ketiga rama teman makan itu terlibat omongan mengaguminya. Itu rosario yang bagus sekali. Manik-maniknya dari batu, termasuk manik-manik pipih bagian Bapa Kami. Tulisan dan gambar dalam salib kecil amat jelas dan halus. Entah mengapa, saya jadi terkagum-kagum pada rama-rama teman serumah itu. Mereka ternyata memiliki pengetahuan seni yang amat sangat tidak saya miliki. Dalam doa pagi hari ini saya sungguh bersyukur mendapatkan saudara-saudara seimamat yang membuat saya makin menghargai pemberian kerabat saya.

0 comments:

Post a Comment