Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 10, 2013

KENAL BELUUUM?

Para pembaca Blog Domus mungkin sudah biasa dengar atau berjumpa dengan nama-nama para rama yang menjadi penghuni Rumah Rama Domus Pacis. Tetapi mungkin ada yang belum pernah berjumpa dan melihat sosok-sosok tersebut. Yok kenal dikit-dikit dengan rama-rama itu.
  1. Rama Yoachim Suyadi, Pr. Rama Yadi adalah penghuni terlama dan tertua. Beliau lahir pada 29 Mei 1937. Maka tidak mengherankan kalau bisa muncul kisah Serangan Oemoem di Yogyakarta dari beliau. Rama Yadi masuk Seminari Tinggi Kentungan pada tahun 1973 sesudah melewati proses hidup menjadi Novis Bruder Budi Mulya, pelaut, guru dan kepala sekolah SMP Katolik di Godean. Beliau ditahbiskan pada 8 Desember 1978. Kini beliau masih dapat melayani misa ke mana-mana dengan motornya termasuk yang beroda tiga. Dalam menerima kunjungan rombongan tamu beliau amat enerjik terutama dengan tampil nyanyi.
  2. Rama Johannes Murtono Harjoyo, Pr. Lahir pada tanggal 27 Mei 1944 dan ditahbiskan pada 21 Desember 1971. Pernah menjadi Vikjen dan Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang. Tetapi kondisi sakitnya membuat beliau kini tidak memiliki memori sedikitpun yang dapat diingat dari masa lampau. Berbicara pun sudah di luar kemampuannya. Tetapi tubuhnya bagus dan sehat. Pramurukti melayani segala kebutuhan Rama Harjoyo.
  3. Rama Dominicus Bambang Sutrisno, Pr. Lahir pada 30 Januari 1951. Ketika menjadi calon imam di Seminari Tinggi Kentungan dia pernah keluar 2 tahun. Ditahbiskan pada 22 Januari 1981. Karya imamatnya selama 27 tahun dihabiskan dalam lembaga karya misioner Keuskupan Agung Semarang. Kini Rama Bambang berjalan memakai krug dan kerap menggunakan kursi roda. Dalam pelayanan misa ujub atau jadi pembicara pertemuan dia biasa pergi dengan motor roda tiga.
  4. Rama Fransiscus de Sales Suharto Widodo, Pr. Rama ini dilahirkan pada tanggal 29 Januari 1955 dan ditahbiskan pada 25 Januari 1984. Mayoritas hidupnya berada di kamar dan kebanyakan duduk di kursi di depan televisi. Kalau harus keluar kamar selalu ada pramurukti atau orang lain yang mendorongnya dengan kursi roda. Meskipun demikian kebanyakan orang (tua, muda, remaja) yang datang di Domus adalah tamu-tamu Rama Harto. Begitu banyaknya tamu, sehingga khusus untuk Rama Harto ada pembatasan waktu: pagi-siang jam 10.00-12.00, dan sore jam 16.00-18.00. Para tamu biasa berkonsultasi dan atau minta doa. Rama Harto juga masih membimbing katekumen. Ada juga Legio Maria yang secara rutin bersidang di Domus Pacis dengan Rama Harto sebagai pembimbing rohani.
  5. Rama Agustinus Joko Sistiyanto, Pr. Lahir pada 19 Januari 1960 dan ditahbiskan tanggal 19 Agustus 1987. Beberapa penyakit yang membuat fisik harus selalu dijaga menjadikan Rama Joko penghuni Domus Pacis. Tetapi semangat pelayanannya yang besar, selain membantu Minister (pengurus rumah tangga) Domus Pacis, Rama Joko juga membantu karya Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang. Kalau sudah berada di belakang sopir mobil, Rama Joko tampak amat sehat.
  6. Rama Antonius Tri Wahyono, Pr. Rama ini dilahirkan pada 29 November 1957. Beliau ditahbiskan bersama Rama Joko pada 19 Agustus 1987. Karena mengalami stroke kedua sehingga kemampuan fisik dan daya ingat turun banyak, beliau ditetapkan berada di Domus Pacis. Hobinya akan ayam piaraan membuat Domus Pacis bertambah meriah dengan ayam hias. Perhatiannya akan tanaman juga memberikan janji percontohan pemanfaatan lahan terbatas untuk kebutuhan hidup.
  7. Rama Petrus Noegroho Agoeng Sriwidodo, Pr. Rama Agoeng belum termasuk tua pensiun dan kondisinya masih fit. Beliau dilahirkan pada 29 Oktober 1971 dan ditahbiskan pada 5 Juli 1999. Beliau berada di Domus Pacis atas permintaan sendiri. Meskipun sibuk sebagai Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang dengan segala kegiatannya, waktu terbatas tidak pergi keluar selalu dijalani dengan komitmen besar untjuk kepentingan Rama-rama Komunitas Domus Pacis. Kehadirannya memang lebih lama dibandingkan dengan Rama Joko, Rama Bambang dan Rama Tri Wahyono. Tetapi waktu terbatas berjumpa para rama Domus tak menghalangi Rama Agoeng untuk memiliki perana besar dalam mendinamisasi kehidupan Komunitas Rama Domus Pacis.

0 comments:

Post a Comment