Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 4, 2013

TUA BERIMAN, TUA CARI UANG

Dalam kehidupan iman kaum tua kerap dikaitkan hanya dalam kegiatan doa. Kalau masih dipandang kuat, mereka bisa ditambahi kegiatan pendalaman dan kumpul-kumpul paguyuban. Untuk kerja dan cari uang? Pandangan umum biasa memberikan cap "sudah tua, sudah tak kuat". Dan kebetulan gambaran kerja umum adalah "menjadi pegawai institusi". Pada umumnya kaum tua diidentikkan dengan kaum "purna karya". Padahal beriman penuh menyangkut 4 dimensi: 1) liturgi dan peribadatan; 2) pelajaran agama dan pendalaman iman; 3) keorganisasian dan paguyuban; 4) kehidupan duniawi dan kemasyarakatan. Dan kaum tua? Mereka biasa digambarkan sebagai golongan yang dalam hal duniawi sudah tergantung dan tak mampu mandiri. Apalagi dalam hal keuangan. Kaum tua hanya dapat mengharapkan uluran tangan.

Tema "Kaum Tua dan Keuangan" dalam Novena Ekaristi Seminar 3 Maret 2013 di Domus Pacis menjadi momen pembelajaran tentang kerja dan cari uang untuk kaum tua. Kata-kata Paulus "kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia maka" (IITes 3:10) juga berlaku bagi kaum tua. Yesus amat memperhatikan kebutuhan orang akan uang sekalipun bagiNya harta utama adalah warisan hidup sorgawi. Dalam hal ini Yesus berkata " jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?" (Luk 16:11). Kaum tua pun memiliki tugas jalani kesetiaan dalam hal keuangan. Dalam hal ikut Ekaristi Minggu, yang bisa bebas tanggungjawab kerja hanyalah mereka yang ada dalam "sakit, jompo, dipenjara". Dalam hal komuni mereka akan dikirim. Dalam hal makan-minum dan kebutuhan lain, keluarga dan atau orang lain akan memberi kaum tua yang "sakit, jompo, dipenjara".

Di dalam sessi Seminar 2 Jam, disadari bahwa orang harus hidup sesuai kebutuhan. Yang sering terjadi, orang yang sudah tua ingin mempertahankan gaya hidup sebagaimana ketika masih dapat mencari penghasilan besar. Kebutuhan kaum tua berbeda dengan kebutuhan mereka yang masih memiliki peran sosial yang besar dan luas. Makin tua orang akan makin sedikit peran tanggungjawab sosial-keduniaan. Tanggungjawab memenuhi kebutuhan anak-anak menghilang. Kaum tua yang wajar akan memiliki kebutuhan sedikit dan sederhana. Hal ini tentu juga akan berkaitan dengan tuntutan kerja bagi kaum tua. Yang penting bagi kaum tua adalah menjalani kerja sebagai usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri. Di dalam seminar ini muncul kesadaran bahwa Tuhan itu memberikan aneka karunia pada tiap orang. Orang yang benar akan hidup beriman dengan menjaga kepercayaan ilahi. Ini terjadi dengan hidup dari jamahan kurnia Tuhan. Kaum tua yang tidak sakit, jompo dan terpenjara masih memiliki kemampuan sekecil apapun yang digunakan untuk cari uang sesedikit apapun. Bila orang tua berkata "aku sudah tidak mampu apa-apa karena sudah tua", ini menunjukkan tererosinya sikap iman. Yang beriman akan bekerja walau dengan perasaan berat, karena ikut Yesus orang akan menghayati perintahNya "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Luk 9:23).






0 comments:

Post a Comment