Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 9, 2014

BERSAHABAT DENGAN KEMATIAN (Sajian 8)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Di Ambang Pintu

Pada hari-hari sesudah mengalami pembedahan aku mulai menemukan apa artinya bahwa aku tidak mati dan sebentar lagi akan sembuh. ... Aku harus menghadapi fakta sederhana bahwa aku kembali ke dunia yang pernah kutinggalkan. Aku senang aku hidup, tetapi pada tingkat yang lebih dalam aku bingung dan bertanya-tanya mengapa Yesus belum memanggilku pulang. Ya, aku bahagia kembali di antara sahabat-sahabat, tetapi tetap aku harus bertanya kepada diriku sendiri mengapa lebih baik bagiku untuk kembali ke "lembah air mata" ini. Aku sangat bersyukur mengetahui bahwa aku akan dapat hidup lebih lama dengan keluarga dan komunitasku, tetapi aku juga tahu bahwa hidup lebih lama di dunia ini akan berarti lebih banyak pergumulan, kesakitan, penderitaan dan kesepian. Di dalam diriku, tidak mudah untuk menerima pernyataan-pernyataan syukur atas kesembuhanku.

Pertanyaan utamaku menjadi: "Mengapa aku hidup; mengapa aku diminta untuk kembali ke tempat di mana cinta ksih demikian mendua, di mana kedamaian begitu sulit dialami, dan sukacita begitu tersembunyi dalam-dalam di tengah penderitaan?" Pertanyaan itu datang kepadaku lewat banyak cara, dan aku tahu bahwa aku harus bertumbuh pelan-pelan ke dalam jawabannya. Ketika aku menjalani kehidupanku di tahun-tahun mendatang, pertanyaan itu akan selalu tinggal bersamaku, dan aku tak boleh membiarkan pertanyaan itu pergi sepenuhnya. Pertanyaan itu membawaku ke pusat panggilanku: hidup dengan kerinduan yang berkobar-kobar untuk bersama dengan Allah dan diutus untuk tetap mewartakan kasih-Nya meski kehilangan kepenuhannya.
dari Beyond the Miror

0 comments:

Post a Comment