Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 30, 2014

Sabda Hidup


Jumat, 31 Januari 2014
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko
warna liturgi Putih
Bacaan:
2Sam. 11:1-4a,5-10a,13-17; Mzm. 51:3-4,5-6a,6bc-7,10-11; Mrk. 4:26-34


Markus 4:26-34:
26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.


Renungan:
Tiga hari lalu saya berangkat rapat ke PSM Muntilan menumpang teman imam. Kami menjemput teman imam yang lain di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan. Banyak obrolan kami lontarkan selama perjalanan. Sesampai di Muntilan kami berpisah di ruang rapat yg berbeda. Kala makan siang salah satu teman imam mengatakan bahwa dulu aku mengetes wawancaranya untuk masuk Seminari Mertoyudan. Jujur aku tidak ingat sama sekali kalau aku mewawancarainya. Lalu dia mengatakan bahwa kala wawancara denganku dia menangis. Kalimat itu mengingatku. Spontan terbayang apa yang terjadi 14 th yang lalu. Anak yang dulu menangis di hadapanku sekarang sudah menjadi rekan imamku.
Ya walau aku tidak lama berkarya di Mertoyudan dan tentunya tidak mendampinginya selama masa formatio aku merasa senang. Anak yang dulu tampak imbas-imbis, diwawancara aja menangis, sekarang telah menjadi imam dengan aneka semangatnya. Ya mungkin begitulah yang digambarkan Yesus tentang menabur Kerajaan Allah. Kala kita menaburkan benih dan benih itu berkat perlindungan Allah dan kemapuannya mereka tumbuh, "bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu".

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah proses pertumbuhan suatu tanaman. Ia bertumbuh dan berkembang.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu mewartakan Kerajaan Allah.

Doa:
Ya Yesus, semoga aku menjadi bagian dari rencanaMu untuk menghadirkan Kerajaan Allah. Amin.

Perutusan:
Aku akan menaburkan kehendak Allah dalam hidupku.

0 comments:

Post a Comment