Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, January 25, 2014

PARADE ULANG TAHUN



Sabtu pagi sampai siang 25 Januari 2014 ternyata hari sibuk dan girang gairah Domus Pacis. Beberapa orang anggota Legio Maria, yang biasa mengadakan jumpa sidang di Domus, duduk-duduk di depan kamar Rama Harto. Mereka menunggu giliran menghadap Rama Harto yang masih menerima beberapa tamu di kamarnya. Ketika orang-orang Legio itu masuk, ternyata datang pula rombongan besar ibu-ibu dan bapak-bapak dari Paroki Administratif Pelem Dukuh yang masih dalam naungan Paroki Nanggulan, Kulon Progo. Mbak Tari dan Mas Santosa harus sibuk menambah jumlah kursi karena semua berada di kamar Rama Harto yang jadi  penuh sesak. "Kok ya ora neng ruang pertemuan wae ben isa ora suk-sukan? Ah, kuwi kersane Rama Harto" (Mengapa tidak di ruang pertemuan saja agar tidak penuh sesak? Ah, itu kehendak Rama Harto) kata Rama Bambang dalam hati. Mungkin Rama Harto ingin menikmati ulang tahun imamatnya dengan cara itu.

Rama Bambang masuk kamar dan tiduran. Ketika sedang enak menikmati tayangan TV dengan berbaring di tempat tidur, tiba-tiba ada yang masuk kamar. "Rama kula saksedherek pun dhateng" (Rama, saya dan keluarga sudah datang) suara seorang perempuan. Ternyata itu suara Mbak Erna dari Prambanan dengan menggendong anak kecilnya. "Oh iya, ana rombongan keluarga arep teka" (Oh ya, ada rombongan keluarga akan berkunjung) dengung hati Rama Bambang. Ketika Rama Bambang keluar kamar, beberapa orang sudah masuk Domus Pacis dengan mengusung beberapa dos. Rama Bambang mengontak Rama Yadi tetapi tak ada jawaban dari telepon HP. Tamu-tamu ini diajak masuk kamar makan oleh Rama Bambang. "Rama Yadi tindak napa?" (Apakah Rama Yadi pergi?) kata Rama Bambang kepada Mbak Tari. Mbak Tari kemudian keluar menengok kamar Rama Yadi dan ternyata datang kembali sudah mendorong Rama Yadi dengan kursi rodanya. Inilah rombongan Mbak Erna dengan kakak-kakaknya yang merayakan ulang tahun ke 79 ibunya, yaitu Ibu E. Hartowiyono.

Sebenarnya kunjungan keluarga Bu Hartowiyono adalah untuk semua rama Domus Pacis. Tetapi hanya Rama Yadi dan Rama Bambang yang menyambut. Rama Agoeng dan Rama Tri Wahyono sedang menghadiri tahbisan Diakon di Seminari Tinggi Kentungan. Rama Harjaya dan Rama Jaka seperti biasa berada di kamarnya. Rama Harto sedang sibuk berulang tahun imamat bersama para tamunya. Tetapi suasana kamar makan juga amat meriah dengan gelak tawa. Rama Yadi yang pernah berkarya di Kalasan sudah amat mengenal keluarga ini. Ketika diminta nasihat untuk Bu Hartowiyono, Rama Yadi pun berbicara banyak tentang orang berusia tua. "Rama Bambang badhe nambah?" (Apakah Rama Bambang akan menambah?) tanya Rama Yadi kepada Rama Bambang ketika mengakhiri kata-kata petuahnya. Rama Bambang menjawab "Mboten, rama. Kula nunut pangandikanipun rama mawon" (Tidak, rama. Saya numpang saja pada apa yang dikatakan oleh rama). Yang jelas Rama Yadi tampak ceria sekali dan terus mengisi kunjungan ini dengan kelakar-kelakarnya sambil mengingat kembali kisah-kisah lama bersama salah satu putra Bu Harto. Rama Bambang mengikuti suasana ini dengan gembira dan hanya sekali berucap resmi kepada Bu Harto "Ibu sampun kagungan wayah pinten?" (Ibu sudah punya berapa cucu?) yang mendapat jawaban beliau "Nembe kalih likur, rama" (Baru dua puluh dua, rama) dan diteruskan Rama Bambang "Yen mekaten dhawun para putra supados nambah produksi tambahan bayi" (Kalau begitu perintahkan anak-anak memproduksi tambahan bayi) yang mendapat sambutan tawa meriah.

Ketika keluarga Bu Hartowiyono sudah meninggalkan Domus Pacis, Rama Bambang mengajak Mbak Tari membuka oleh-olehnya. Yang jelas tampak isinya adalah buah-buahan dalam dua kemasan parcel. Sedang yang di dalam dos-dos, sesudah dibuka, berisi piring, sendok, gelas, beras, minyak goreng dan perlengkapan masak lain. "Wah, lumayan, rama. Piring lan gelas niki migunani banget. Domus pancen betah tambahan" (Wah, lumayan, rama. Piring dan gelas ini amat berguna. Domus memang membutuhkan tambahan) kata Mbak tari. Dalam hati Rama Bambang hanya bersyukur karena ketika Mbak Erna bertanya lewat telepon "Rama, besok ingin dioleh-olehi apa?" dijawab "Piring ro gelas sakeklasmu" (Piring dan gelas sebanyak keiklasanmu).

0 comments:

Post a Comment