Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, January 26, 2014

Sabda Hidup


Senin, 27 Januari 2014
Angela Merici Robertus, Alberikus, Stefanus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Sam. 5:1-7,10; Mzm. 89:20,21-22,25-26; Mrk. 3:22-30


Markus 3:22-30:
22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." 23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? 24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, 25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. 26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. 27 Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. 28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. 29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." 30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Renungan:
Saya mendapat kesan bahwa Yesus sangat marah dengan para ahli Taurat ketika membaca Injil Mrk. 3:22-30.  Bahkan yang terbayang kemarahan itu lebih kuat dibanding kala Yesus mengobrak-abrik pedagang dan dagangannya di Bait Allah.  Mereka menuduh bahwa Yesus mengusir setan dengan penghulu setan. Tuduhan ini sungguh melukai Yesus karena tuduhan itu sama dengan menghojat Roh Kudus. Mereka melecehkan Roh Kudus yang berkarya bersama Putera dan menganggap Yesus kerasukan roh jahat.
Iri hati seringkali membuat orang menjadi ngawur. Segala macam cara ditempuh untuk menjatuhkan sesamanya. Dan mereka yang iri seringkali bertindak sangat kejam. Mereka pun akan menghasut orang lain.  Menghadapi orang seperti itu bukanlah hal yang menyenangkan. Sangat melelahkan. Amarah pun memuncak. Kuakui bahwa layak kalau kita marah. Namun kita tetap perlu menjaga diri agar kita tidak dikuasai oleh nafsu untuk marah. Yesus memberi contoh lagi pada kita hari ini. Ia tidak dikuasai oleh amarah itu. Dalam kondisi seperti itu Ia tetap mampu membuka pikiran mereka dan memberikan perumpamaan sederhana yang mampu membalikkan serangan yang ditujukan kepadaNya.

Kontemplasi:
Bacalah teks Injil hari ini. Bayangkan dirimu berada dalam cerita itu. Rasakan suasana yang berkembang di sana.

Refleksi:
Apa yang kaulakukan kala menghadapi orang yang iri padamu?

Doa:
Ya Yesus, ajarilah aku mengontrol segala emosiku. Biarlah segala perkara menjadi bahan pengajaran bagi hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku akan melatih kepekaanku menangkap pembelajaran atas segala perkara yang melingkupiku.

0 comments:

Post a Comment