Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, January 13, 2014

NGGA BERKEBUN



"Ngga, berkebun" (Mari kita berkebun) kata Rama Agoeng kepada Rama Bambang beberapa saat sesudah makan pagi, Selasa 14 Januari 2014. Rama Bambang, yang akan kembali ke kamar makan untuk meletakkan Majalah Hidup di meja makan, melihat Rama Agoeng sudah tidak mengenakan pakaian yang dikenakan pada waktu makan. Beliau sudah memakai kaos sport dan bercelana pendek. Ketika Rama Bambang menyusul dengan kursi rodanya, dia melihat Rama Agoeng menghampiri Mas Heru yang sedang membuat bedeng-bedeng untuk menanam benih-benih. Tenyata Rama Agoeng mengeluarkan dua dos berisi benih tanaman jahe dari mobilnya. Sambil meletakkan dua dos itu bergantian, Rama Agoeng berseru kepada Mas Heru "Mas, niku jarene winih jahe rong werna. Sing siji jahe abang. Sing ditanem siji dhisik, nggih" (Mas, ini ada dua macam benih jahe. Salah satu adalah jahe merah. Yang ditanam satu macam dulu, ya).

Rama Bambang bertanya kepada Rama Agoeng "Suk November pun isa didol dereng, nggih?" (Besok November hasilnya sudah dapat dijual belum, ya?) yang dijawab "Sakniki wulan napa ta? Kok November?" (Sekarang bulan apa? Kok November?). "Sakniki Januari. Jarene sepuluh sasi wohe pun isa didol. Niku tegese rak wulan November. Lan niki bulan terakhir novena taun niki" (Sekarang Januari. Katanya dalam waktu sepuluh bulan hasilnya sudah dapat dijual. Itu berarti bulan November. Dan itu adalah bulan terakhir novena seminar yang diadakan oleh Domus Pacis untuk tahun ini) Rama Bambang menjelaskan. "Sekilone rega pinten pinten ta? Sauwit saget pinten kilo?" (Sekilo harganya berapa, ta? Satu pohon dapat berapa kilo?) tanya Rama Bambang yang dijawab oleh Rama Agoeng "Saget tiga ngantos  gangsal kilo. Sekilone antawisipun  gangsal welas lan wolulas ewu rupiah" (Bisa tiga hingga lima kilo. Sekilo seharga antara lima belas hingga delapan belas ribu rupiah). Dalam benaknya Rama Bambang membandingkan dengan tanaman ubi kayu yang juga membutuhkan waktu 10 bulan masa tanam dan hasilnya juga sekitar 5 kg per mohon. Harga ubi kayu per kg sekitar Rp. 2000.

Rama Bambang membayangkan pemasukan kas Komunnitas Rama Domus Pacis akan memiliki sumber lain yang cukup bermakna dari hasil kebun. Ketika dilihatnya buah pisang yang cukup besar Rama Bambang berkata "Wah pisange nika sekedhap malih pun isa didol" (Wah, sebentar lagi pisang itu sudah dapat dijual) yang disambut ketawa dari Rama Agoeng. "Lha, nika. Sing montong nggih pun kathah lan sae-sae" (Itu juga. Yang sudah keluar bongkah bunganya juga banyak dan bagus-bagus) sambung Mas Heru.

1 comments:

Unknown said...

panen masal.. siap mbantu nyabuti jahenya Mo..

Post a Comment