Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, January 5, 2014

NATALAN PEMERHATI MASAK


Kemarin, Minggu 5 Januari 2014, ketika membuka FB  di sekitar jam 3 sore, Rama Bambang cukup terkejut karena ada dua status yang mendapat tanda jempol dan komentar banyak termasuk yang dari Amerika Serikat. Bu Riwi dan Bapak Borgias menampilkan peristiwa yang terjadi di Domus Pacis pada hari itu, yaitu Natalan Kelompok Santo Barnabas Pemerhati Masak untuk keluarga Domus Pacis. Komentar memang banyak datang dari para peserta acara tersebut. Komentar-komentar itu mengungkapkan kegembiraan, syukur boleh berbagi, terima kasih digembirakan oleh para rama Domus dan lain-lain yang bernada kebahagiaan.

Kemarin Komunitas Rama Domus Pacis mengundang para warga Katolik dari beberapa paroki yang ikut menyediakan masakan makan sehari-hari warga Domus Pacis. Jumlah yang diundang ada 76 orang, yaitu jumlah yang masuk dalam jadual penyediaan masak dalam sebulan. Empat puluh tujuh orang menjawab bersedia datang walau ada 2 orang kemudian memberi informasi terhalang oleh acara lain. Dari 45 orang yang bersedia datang Rama Bambang mencatat ada 82 orang akan hadir karena kebanyakan akan datang bersama pasangannya bahkan beberapa membawa anak-anaknya. Ibu Tatik, salah satu koordinator masak dari Ambarrukmo, bertugas menyediakan konsumsi yang dalam pelaksanaan selalu dibantu oleh beberapa ibu yang masuk dalam koordinasinya bahkan juga beberapa ibu luar kelompoknya.

Acara dalam peristiwa ini sebenarnya amat sederhana. Yang paling pokok adalah Misa Kudus. Kursi ditata oleh karyawan Domus dengan melengkung setengah lingkaran, yang memungkinkan suasana jumpa akrab, atas koordinasi Rama Agoeng. Tak ada tambahan hiasan apapun karena suasana kebun dirasa sudah indah. Tidak ada penerima tamu kecuali si kecil Yahya yang diminta berdiri dan menyalami yang datang. Ketika para peserta berdatangan, mereka langsung diminta mengambil sendiri-sendiri teh dan snak. Sesudah lebih dari 70 orang datang, Rama Bambang membuka dengan nyanyian Dalam Yesus Kita Bersaudara dengan iringan keyboard. Nyanyian ini diolah secara animatif dengan mengubah kata "kita bersaudara" dengan kata-kata lain seperti "Kita bernatalan", "Kita Tahun Baruan", "Mengangkat tangan", "Saling mengelus", "Saling bersalaman", "Saling berpelukan" dan lain-lain seperti dulu biasa dilakukan oleh Rama Bambang dalam pelatihan-pelatihan pendamping PIA. Ternyata para peserta yang sudah tua-tua itu amat bersemangat dalam menyanyikan dan secara spontan melakukan gerakan sesuai dengan kata-kata yang dinyanyikan. Ketika nyanyian ini berakhir mereka tampak berbinar-binar wajahnya. Rama Bambang juga memperkenalkan satu persatu anggota pemerhati masak dengan nyanyian.

Lagu-lagu dalam misa hanya 5 macam yang diambil dari nyanyian Natal. Yang tampil di altar untuk memimpin misa adalah Rama Agoeng didampingi oleh Rama Yadi dan Rama Harto. Rama Bambang memegang keyboard. Homili diisi dengan sharing keempat rama seputar pengalaman kegembiraan "Bintang Sorga" (karena hari itu adalah Minggu Hari Raya Penampakan Tuhan) dalam kehadiran para anggota pemerhati masak di Domus Pacis. Suasana memang membuat suasana terharu tetapi tetap ceria karena para rama dalam pengalamannya selalu membandingkan suasana Domus pada masa sebelum ada kelompok ini. Doa umat spontan yang oleh Rama Agoeng dibuka secara spontan pun terisi dengan lantunan beberapa orang yang mengungkapkan syukurnya karena boleh terlibat di Domus dan tentu juga mendoakan para rama. Ketika misa selesai para peserta langsung maju menyalami rama-rama. Ternyata banyak yang mengucapkan terima kasih karena diajak natalan di Domus. Salah satu bapak berkata "Saya sungguh merasakan natalan di banding sebelumnya" yang disambung oleh istrinya "Maaf, ya rama, dulu saya pernah lowong tidak mengirim masakan." Rama Bambang tertawa karena kiriman masakan pernah lowong sekali dan itu pas jadual milik ibu itu. Bapak itu meneruskan "Saya kerap tak memperhatikan urusan istri. Sehingga lembar jadual dan SMS dari rama tidak saya sampaikan ke istri". "Ya itu, rama, lelaki kerap tak ambil pusing urusan masak memasak" sahut sang ibu. Rama Bambang dan beberapa orang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak. Semua gembira dan riang pula dengan santap bersama menu nasi brongkos.

0 comments:

Post a Comment