Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, January 6, 2014

Sabda Hidup


Selasa, 07 Januari 2014
Raimundus dr Penyafort, Lindalva
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44


Markus 6:34-44:
34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. 36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." 37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" 38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." 39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. 40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. 42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. 43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. 44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.


Renungan:
Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia tidak tega melihat orang-orang yang setia mengikutiNya kelaparan. Pada para murid Ia berkata, "Kamu harus memberi mereka makan!" (ay.37). Para murid pun tak berdaya dengan perintah tersebut. Dalam situasi seperti itu Yesus mengambil peran. Ia tidak menyalahkan ketidakmampuan para murid, tapi Ia mengubah keterbatasan para murid menjadi kekuatan yang sangat berdaya. Lima roti dan dua ikan mereka digandakan Yesus sehingga semua orang makan sampai kenyang.
Dari permenungan ini saya merasakan betapa tenangnya dipimpin oleh Yesus. Ia tegas menantang namun sekaligus mengangkat martabat pengikutNya kala mereka tak berdaya. Rasanya model kepemimpinan seperti ini layak menjadi permenungan kita semua. Kita bisa bertanya dalam diri kita sendiri apakah kita dinamis dalam memimpin atau kaku karena terpaku oleh (hasrat) pemenuhan program. Relakah kita yang mengambil dan menggantikan peran anak buah kala mereka lagi tidak berdaya. Mampukah kita mengubah ketidakberdayaan itu menjadi kekuatan yang dasyat?

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan pembantu di rumahmu lagi sakit dan terbaring di kamarnya. Rumah tampak kotor dan berantakan. Ikuti kelanjutan sikapmu ketika menghadapi kondisi seperti itu.

Refleksi:
Apa yang kaulakukan kala menghadapi ketidakberdayaan di lingkunganmu??

Doa:
Tuhan Yesus, aku merasakan limpahan kasih dari orang2 di sekitarku. Sudilah Engkau menaburkan berkat pada mereka khususnya kala mereka tidak berdaya.. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengasah kepekaanku menangkap aneka keterbasan sesamaku dan membantunya mengubah keterbatasan menjadi kekuatan.

0 comments:

Post a Comment