Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 28, 2014

DARI ULANG TAHUN



"Rama, yang dikatakan Rama Harto tadi sungguh benar atau hanya humor?" tanya seorang bapak Tionghoa kepada Rama Bambang pada tanggal 27 Januari 2014 malam. Rama Bambang menjawab "Itu benar" yang disambung pertanyaan dia lagi "Kalau begitu apa doa-doa Rama Harto selalu membawa kematian?" yang segera dijawab oleh Rama Bambang "Ah, tidak. Ada doa-doa lain." Sebenarnya Rama Bambang juga akan berceritera tentang seorang ibu yang lama tidak dapat hamil yang kemudian berhasil punya anak sesudah datang ke Rama Harto. Yang jelas memang ada banyak omongan yang tentu bernada kelakar bahwa Rama Harto dalam banyak doanya terutama dalam pelayanan Sakramen Orang Sakit disusul oleh kematian yang dilayani. Barangkali karena kesan umum itulah Rama Harto memberikan sharing dalam Misa Ulang Tahun Tahbisannya ke 30 tentang kisah orang-orang yang meninggal sesudah didoakannya. Sharing Rama Harto dalam Misa itu justru membawa kesegaran sendiri sehingga lebih dari 220 orang yang ikut misa tertawa terbahak-bahak walau kata-katanya selalu tersendat karena kondisinya yang menderita tremor.

Pada sore sampai malam itu Komunitas Rama Domus Pacis merayakan ulang tahun imamat Rama Harto bersama Rama Bambang, yang pada Januari 2014 mengalami 33 tahun imamat. Bagi Rama Bambang peristiwa malam itu sebenarnya amat membuat gelisah, karena jumlah kehadiran tamu melebihi persediaan pesanan konsumsi. Dari satu sisi hal ini memang memberikan kebahagiaan karena banyak orang yang mendengar, entah dari mana, spontan hadir ikut merayakan. Tetapi dari sisi lain muncul soal "Bagaimana kalau ada banyak yang tak ikut santap malam?" Bu Titik Waluyanti yang menyediakan snak secara diam-diam meminta orang-orang yang punya relasi dekat agar jangan makan apa pun dulu sebelum yang lain mendapatkan bagian. Tetapi ternyata IBU ISKAK, pemilik usaha catering yang melayani  perayaan malam itu ikut hadir. Menurut Bu Titik di tengah misa beliau pulang untuk mengambil tambahan piring dan perlengkapan lain termasuk beberapa jenis lauk. "Mau Bu Iskak melu nata sajian karo sembahyang terus ben ana mukjijat tambahan" (Tadi Bu Iskak ikut menata sajian sambil terus berdoa agar ada mukjijat tambahan) kata Bu Titi dengan nada kelakar. Sehari kemudian Rama Bambang meminta Bu Titik agar bertanya ke Bu Iskak berapa tambahan beaya yang harus dibayarkan. Pada pagi jam 04.36 29 Januari Rama Bambang SMS ke Bu Titik, yang sebenarnya adalah salah satu familinya, "Dik, wingi wis sida ke bu Iskak durung?" (Dik, kemarin sudah jadi ke bu Iskak belum?) yang dijawab "Wis Mo, jarene Bu Iskak ora sah tambah. Dadi Panjenengan matur nuwun wae" (Sudah, Rama, kata Bu Iskak tak usah nambah. kamu berterima kasih saja).

Misa Ulang Tahun Imamat itu memang terasa amat meriah. Kecuali Rama Jaka, semua Rama Domus termasuk Rama Harjaya ikut tampil di sekitar altar. Rama Purwatmo, Rektor Domus Pacis yang kebetulan angkatan imamat Rama Harto, menjadi selebran utama. Di tengah peserta umat ada Rama Boni dari Paroki Pringwulung dan Rama Made dari Keuskupan Ketapang, yang sedang studi banding di Komsos. Dalam jajaran para di sekitar ada Rama Suhud SX, sepupu Rama Harto, dari Jakarta dan Rama Kumolo Wignya MSC, kelompok komunitas Eks Seminaris Mertoyudan angkatan tertentu, dari Paroki Purworejo Keuskupan Purwokerto. Oh, ya, Rama Agoeng tidak ikut tampil di altar. Beliau memberi sambutan pembukaan dan jadi fotografer. Sebelum berkat penutup ada dua anak, cucu Bu Donoroto salah satu relawati masak, tampil menari jaipong. Mungkin karena Rama Bambang menyinggung tentang kerupuk sebagai pelengkap santapan Domus Pacis, Rama Wigja ketika akan pulang mengambil sebungkus besar plastik berisi kerupuk buatan Purworeja dan diberikan sebagai hadiah untuk Rama Bambang. Merasa sebagai kado pribadi Rama Bambang berketetapan membawa ke kamarnya untuk snak. Para karyawan Domus yang tahu tertawa geli terhadap hal ini. Mungkin ulah-ulah seperti ini yang ikut membuat Rama Bambang juga terasa segar. Rama Made, yang bersama beberapa teman Komsos, ketika ikut makan malam tanggal 28 Januari 2014 di Domus berkata "Wah, ketika menyampaikan khotbah kemarin, Rama Bambang masih kuat auranya". Rama Bambang menyahut dengan kata-kata "AURATku memang masih kuat, kok!" yang ternyata membuat banyak mata berkaca-kaca karena tertawa ngakak.

2 comments:

Unknown said...

Proficiat untuk Romo Harto..semoga semakin dikuatkan untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan semakin dikuduskan.Amin.

Domus Pacis Puren said...

Karena Rama Harto udah tak dapat ketik-mengetik dan buka-buka komputer, nanti taksampaikan ke beliau yaaaaa

Post a Comment