Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, January 8, 2014

Sabda Hidup


Kamis, 09 Januari 2014
Andreas Korsini
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 4:19 - 5:4;Mzm. 72:2,14,15bc,17; Luk. 4:14-22a

Lukas 4:14-22a:
4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
4:15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia.


Renungan:
Saya tertarik dengan sepenggal ay 16 dari Injil yang berbunyi: "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan.." Di sana Ia ke rumah ibadat untuk mengajar. "Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya" (ay.22). Walau kemudian mereka mempertanyakan faktor keturunanNya sebagai anak Yusuf.
Natal kemarin saya diminta untuk misa di Paroki asal saya. Ketika diminta saya sendiri langsung mengiyakan walau sesudahnya saya ragu apakah saya bisa dan diterima. Setelah mendekati hari H saya mendapat jadual misa jam 20 di Gereja Paroki dan jam 7 pagi di kapel. "Ayem, umatnya dikit", pikirku. Eee ternyata banyak banget. Keberanian kukatakan padaku: Wartakan Yesus, Tuhan yang hadir. Ya ini yang membangkitkan semangatku. Mewartakan Yesus yang hadir menghapus rasa sungkan dkk untuk berkarya di "rumah" sendiri. Mungki orang pun akan bertanya: woalah jebul mung anake pak itu aja kok omong gitu. Ya biar aja, gak kupikir hehehee.
Tempat asal atau tempat kita dibesarkan selalu memikat hati untuk kembali menengok. Ada kenangan-kenangan yang tak terlupakan. Namun rasanya siapapun kita perlu juga menyumbangkan kemampuan kita utk tempat2 tersebut. Kadang mereka malah lepas dari perhatian kita. Kita hanya ingin bernostalgia, lupa membagikan kemampuan kita untuk pengembangannya. Mari meneladan Yesus yang berani mengajar di tempat Ia dibesarkan.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan tempat asalmu. Liatlah kondisi masyarakat di sana. Liatlah kemampuan dirimu. Satukan kemampuanmu dengan kebutuhan masyarakat di sana.

Refleksi:
Sumbangan apa yang telah kauberikan pada tempat asalmu atau tempatmu dibesarkan?

Doa:
Yesus, Engkau bukan hanya guru yang mengajar kami. Engkau juga memberi teladan menumbuhkan iman di daerah tempatMu dibesarkan. Terima kasih atas semua itu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menyumbangkan kemampuanku di tempat aku dibesarkan.

0 comments:

Post a Comment