Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 2, 2014

PEMERINTAH JUGA DATANG



"Rama, wonten tamu sekawan saking Sala" (Rama, ada empat orang tamu dari Sala) kata Mbak Tari kemarin sore Kamis 2 Januari 2014 sekitar jam 4 kepada Rama Bambang yang sedang mengetik di laptopnya. "Ajeng kepanggih sinten?" (Akan bertemu dengan siapa?) tanya Rama Bambang yang dijawab "Badhe kepanggih sadaya rama. Badhe kunjungan. Wonten sekawan ibu" (Akan menjumpai semua rama. Akan kunjungan. Ada empat orang ibu). Sebenarnya waktu itu Rama Bambang akan mandi karena akan ke salah satu Lingkungan di Seyegan untuk memimpin Misa Natal umat Lingkungan. Maka dia berkata "Rama Yadi diaturi manggihi" (Minta Rama Yadi untuk menemui). Mbak Tari menuju kamar Rama Yadi sementara itu Rama Bambang melihat Mas Santosa dan Yahya membawa beberapa kotak dos dan empat ibu berjalan di belakangnya. Yang dituju adalah kamar Rama Bambang sehingga dia keluar menyambut dengan berkain sarung dan rambut tidak tersisir. "Rama, menika kula sakanca saking Dispora Surakarta. Punika wonten bingkisan sekedhik" (Rama, kami dari Dispora Surakarta. Ini ada bingkisan sedikit). Rama Bambang kemudian mengajak mereka ke ruang makan Domus Pacis.

Rama Yadi dan Rama Harto juga segera datang. Ternyata empat ibu itu wakil dari umat Kristiani di Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Surakarta. Dua ibu dari Gereja Kristen Protestan dan dua dari Gereja Kristen Katolik. Mereka bertugas untuk anjangsana ke panti "jompo". Di Sala mereka mendatangi Panti Theresia dan untuk luar kota yang dipilih adalah Wisma Domus Pacis. "Sadaya wonten pinten ramanipun?" (Semua ada berapa rama di sini) tanya salah satu ibu. "Wonten pitu" (Ada tujuh) jawab Rama Yadi yang sudah dikenal oleh dua ibu yang Katolik karena pernah ikut berkarya di parokinya, Purbowardayan. Ketika mereka mengatakan ingin berjumpa dengan semua, maka mereka mendapatkan penjelasan bahwa tiga rama (Rama Harjaya, Rama Jaka, dan Rama Tri Wahyono) kondisinya harus ada di kamarnya. Sementara itu Rama Agoeng baru pergi. Yang jelas dapat didatangi di kamarnya adalah Rama Harjaya. Di kamar makan para tamu dan rama-rama yang menemui dapat berbincang-bincang sekitar 30 menit sambil minum air mineral dan mencicipi snak yang tersedia. Ketika akan pulang, mereka juga menyerahkan amplop yang oleh Rama Bambang langsung diserahkan ke Rama Yadi karena beliaulah yang memegang uang Komunitas Rama Domus Pacis (kalau yang pegang uang keuskupan adalah Rama Jaka sebagai pembantu Minister Domus). Rama Yadi menutup dengan doa dan berkat.

0 comments:

Post a Comment