Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 14, 2014

Sabda Hidup


Rabu, 15 Januari 2014
Arnoldus Janssen Fransiskus
Fernandes de Capillas, Aloysius
Variara, Maurus dan Plasidus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1 Sam 3:1-10,19-20; Mzm. 40:2,5,7-8a,8b-9,10; Mrk. 1:29-39

Markus 1:29-39:
1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.


Renungan:
Dalam beberapa tahun ini kita mengenal acara-acara "istimewa" di televisi. Saya katakan "istimewa" karena acara itu berlangsung panjang atau juga dibombastiskan sedemikian rupa. Misalnya acara tentang goyang tertentu. Tiap waktu seakan2 menjadi kesempatan untuk menghadirkannya, untuk membesarkannya. Dan umumnya mereka yang dibesarkan begitu akan senang. Popularitasnya meningkat. Segaris dengan popularitas tsb pundi2nya pun semakin terisi.
Bila yang dikejar adalah popularitas maka tindakan-tindakan seperti itu akan dinikmati. Bahkan tidak jarang orang tidak mau kehilangan popularitasnya. Mereka akan menjaga sedemikian rupa supaya tetap eksis. Hal berbeda dilakukan Yesus. Walau banyak orang mengagumi karena merasakan penyembuhan dariNya Ia tidak mau berhenti di sana. Ia rela meninggalkan para pengagumNya untuk pergi menyepi dan pergi ke daerah lain agar banyak orang mengalami karya Allah. Ia tidak hanyut pada keinginan orang. Ia jauh lebih terpikat pada perutusan dari Allah daripada dari sekedar mengejar popularitas. 

Kontemplasi:
Duduklah dengan hening. Bayangkan Yesus yang dipuja dan dinanti. Namun Yesus malah menyendiri dan beralih ke tempat lain demi keselamatan banyak orang. Hadirkan dirimu sebagai salah satu pemeran dalam kisah itu

Refleksi:
Apa arti popularitas bagimu dan bagaimana dirimu menyikapinya?

Doa:
Tuhan semoga aku tetap rendah hati dan selalu menjadikan perwujudan kehendakMu sebagai yang utama. Amin.

Perutusan:
Aku bekerja bukan untuk popularitas namun demi hadirnya rencana Tuhan.

0 comments:

Post a Comment