Kamis, 24 Desember 2015
Lukas 1:67-79
1:68
"Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa
kelepasan baginya,
1:69
Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud,
hamba-Nya itu,
1:70
--seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya
yang kudus--
1:71
untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang
membenci kita,
1:72
untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan
perjanjian-Nya yang kudus,
1:73
yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai
kita,
1:74
supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa
takut,
1:75
dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
1:76
Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau
akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
1:77
untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan
pengampunan dosa-dosa mereka,
1:78
oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat
kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,
1:79 untuk menyinari mereka yang
diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada
jalan damai sejahtera."
Butir-butir Permenungan
- Katanya, orang tidak boleh melupakan sejarah sehingga Bung Karno pernah punya kata-kata JASMERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Setiap orang, kelompok, organisasi, negara dan bangsa memiliki masa lampau atau sejarahnya.
- Katanya, dalam sejarah ada peninggalan untuk pegangan kehidupan. Apapun yang terjadi di masa lampau menjadi pengalaman yang katanya adalah guru yang paling baik.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi orang yang akrab dengan kedalaman sejati akan ada kesadaran bahwa kesejatian sejarah bukan terutama terkait dengan bentuk-bentuk buatan masa lampau sehingga orang hanya berorientasi masa lampau tetapi terutama terkait dengan nilai-nilai luhur yang membuat daya batin orang menghayati masa kini sebagai dorongan untuk pembangunan kehidupan masa depan yang luhur dan mulia. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati kesejatian hidup sebagai proses maju dan berkembangnya orang, kelompok, organisasi, negara dan bangsa dari masa kini dengan belajar dari masa lampau dan bidikan ke masa depan.
Ah, kalau
sakarang sudah baik yang jangan diubah-ubah.
0 comments:
Post a Comment