Kanak-kanak Suci, Martir
Hari Keempat dalam Oktaf Natal
Senin, 28 Desember 2015
Matius
2:13-18
2:13.
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf
dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah
ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes
akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”
2:14
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu
menyingkir ke Mesir,
2:15
dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
2:16.
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia
sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya,
yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
2:17
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
2:18 “Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau
dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, ada anggapan bahwa kedudukan atau jabatan memang selalu menjanjikan kesejahteraan. Banyak orang tergiur untuk meraih jabatan dengan jalan apapun termasuk mengorbankan semua harta benda.
- Tampaknya, kalau sudah memiliki jabatan orang dapat mempertahankan dan menjaganya. Untuk menjaga status quo orang dapat mewaspadai dan menyingkirkan siapapun yang berbahaya menjadi pesaing.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul dengan kedalaman umum orang yakin akan bahaya terbesar kaum status quo adalah nafsu kuasa yang membendung dinamika hidup demi kepentingan umum dan yang menjadi korban utama adalah golongan anak-anak kecil yang mengalami kematian sejati karena tak memiliki suasana hidup yang membuatnya maju dan berkembang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengutamakan pendampingan anak untuk belajar hidup baik dan luhur sesuai dengan kondisi tubuh dan situasi jiwaninya.
Ah,
mendampingi anak itu yang pokok memenuhi segala keinginannya.
0 comments:
Post a Comment