Senin, 07 Desember
2015
St. Ambrosius
Warna Liturgi
Putih
Bacaan
Yes 35:1-10, Mzm
85:9ab-10,11-14, Luk 5:17-26
Lukas
5:17-26:
17 Pada suatu
hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk
mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari
Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang
sakit. 18 Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat
tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. 19
Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di
situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan
orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan
Yesus. 20 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara,
dosamu sudah diampuni." 21 Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 22 Akan tetapi
Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang
kamu pikirkan dalam hatimu? 23 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah
diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? 24 Tetapi supaya kamu
tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 25 Dan seketika itu
juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang
ke rumahnya sambil memuliakan Allah. 26 Semua orang itu takjub, lalu memuliakan
Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan
hal-hal yang sangat mengherankan."
Renungan:
Membaca ini,
"Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat
tidur" (Luk 5:18) aku teringat pada Rm Tjiptaprawata, lalu Rm Triwahyono.
Kedua Rama ini menjadi teman sekomunitas saya. Kala itu Rm Tjipta, sekarang
sudah seda, dan sekarang Rm Tri Wahyono hanya bisa pasrah dibawa ke mana.
Mereka tidak dapat melakukan aktivitas sendiri. Membutuhkan orang lain, dan
orang lainlah yang menentukan langkah mereka. Seperti si lumpuh yang pasrah
dibawa bertemu dengan Yesus.
Mungkin di antara
kita banyak yang sehat. Fisik kita masih bagus. Tubuh kita dalam kondisi prima.
Namun pada saat tertentu mungkin kita pun mengalami "kelumpuhan".
Berpikir tidak mampu dan semua terasa buntu. Segala yang kita lakukan terasa
mentog dan kita sulit keluar darinya.
Ketika kita
mengalami kelumpuhan seperti itu kita pun perlu bersikap seperti si lumpuh.
Kita percaya pada kebaikan orang di sekitar kita dan bertemu dengan Yesus. Kita
percaya bahwa Yesus akan menyembuhkan kita. Kepercayaan pada Tuhan Yesus dan
kebaikan sesama akan membebaskan kita dari "kelumpuhan" hidup.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Luk 5:17-26. Ambillah salah satu pemeran dalam kisah tersebut
sesuai dengan hidupmu.
Refleksi:
Bagaimana percaya
pada kebaikan orang dan bisa dipercaya oleh orang yang membutuhkan pertolongan?
Doa:
Tuhan, aku
percaya Engkau menemani peziarahan hidupku dengan mengutus orang-orang baik di
sekitarku. Semoga bersama mereka aku semakin mampu merasakan kasihMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan percaya
pada kebaikan sesamaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment