Pada Minggu 29 November 2015 ketika masih ada dalam perjalanan pulang dari Rawa Seneng bersama Pak Pratiknya, Rm. Bambang mendapat SMS dari Bu Naryati warga Ngepos, Paroki Salam. Dia bertanya "Rama, wonten ndalem mboten?" (Apakah rama ada di rumah Domus Pacis). Rm. Bambang mengatakan masih dalam perjalanan. Memang, pada sekitar jam 11.25 Rm. Bambang sudah tiba di Domus Pacis. Tetapi baru saja masuk kamar, Rm. Bambang mendengar bel tamu berbunyi. Ternyata 20 orang dan 3 anak dari Lingkungan Ngepos datang. Mereka baru saja mengunjungi Rm. Yadi yang opname di RS Panti Rapih. Kemudian menyempatkan diri mampir Domus Pacis untuk ketemu Rm. Bambang, yang pernah berkarya di Paroki Salam. Kebetulan Rm. Hantoro juga pernah tinggal di Wisma Salam selama setahun, maka beliau juga diajak Rm. Bambang menemui rombongan kecil itu. Kunjungan ini memang amat singkat karena hanya mampir sekitar 25 menit.
Kunjungan singkat juga terjadi pada hari berikutnya, Senin 30 November 2015. Ibu-ibu dan bapak-bapak tua bersama ketua Lingkungan St. Mikael Sorowajan Barat, Paroki Baciro, datang pada jam 17.00. Mereka adalah kelompok Jagongan Iman yang didampingi oleh Rm. Bambang sebulan sekali. Rm. Tri Hartono dan Rm. Hantoro juga menyertai Rm. Bambang menemui rombongan ini. Setelah omong-omong kecil, beberapa di antara mereka melihat talud yang sedang dibangun. Sementara yang lain sempat minum dan santap snak yang kebetulan ada di meja makan Domus Pacis. Kehadiran rombongan ini pun tidak lama.
Dua kunjungan singkat itu bagi Domus Pacis sungguh menyentuh hati. Mereka datang karena mendengar peristiwa tebing Domus Pacis yang mulai longsor yang bagi para rama tua di rumah itu dapat membahayakan bangunan Domus. Inisiatif pembuatan talud mengusik hati beberapa orang dari kedua Lingkungan itu. Mereka mengajak untuk ikut menyapa para rama. Mereka juga mengumpulkan sumbangan untuk ikut membantu pembeayaan.
0 comments:
Post a Comment