Rabu, 23 Desember
2015
St. Yohanes dr
Kety
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Mal. 3:1-4;
4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66. BcO Yes. 51:1-11
Lukas
1:57-66:
57 Kemudian
genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang
anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya
mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar
kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah
mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak
menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata:
"Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya:
"Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu
mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak
diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan
kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran
semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah
lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua
orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya,
merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab
tangan Tuhan menyertai dia.
Renungan:
Kita ingat apa
yang dikatakan malaikat kepada Zakharia. Ia mengatakan bahwa Zakharia akan bisu
sampai semuanya terjadi. Dan benar apa yang dikatakan itu. Semenjak Elisabet
hamil sampai melahirkan Yohanes, Zakharia bisu. Mulutnya kembali terbuka ketika
Yohanes lahir dan hendak menamainya. Janji Tuhan lewat malaikat terpenuhi.
Ketika berjanji
Tuhan tidak pernah ingkar. Mereka yang sabar, setia dan tekun menantikan
janjiNya akan merasakan pemenuhannya. Memang seringkali tidak mudah menunggu
datangnya janji tersebut. Tetapi kebahagiaan akan hadir pada mereka yang sebar,
setia dan tekun menantikan kehadirannya.
Dari sini kita
bisa belajar bahwa ketika kita berjanji kita berusaha memenuhi janji tersebut.
Ketika kita mendapat janji kita sabar, setia dan tekun menantikan kehadiran
janji tersebut. Janji itu akan mendapatkan pemenuhannya pada saat yang tepat.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
hening. Ingatlah satu dua janji yang kauucapkan. Penuhilah janjimu.
Refleksi:
Apa artinya
berjanji bagimu?
Doa:
Bapa, aku percaya
dengan janjiMu. Engkau selalu memenuhi janjiMu. Semoga aku pun selalu memenuhi
janjiku dan sabar, setia serta tekun menantikan pemenuhan janjiMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan memenuhi
janjiku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment