Senin, 28 Desember 2015
Pesta Kanak-kanak
Suci
warna liturgi
Merah
Bacaan
1Yoh. 1:5-2:2;
Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18. BcO Kel. 1:8-16,22
Matius
2:13-18:
13 Setelah
orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam
mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke
Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan
mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah,
diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan
tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 16 Ketika
Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat
marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis
dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau
dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Renungan:
Beberapa bulan
yang lalu kita dikejutkan dengan foto seorang anak pengungsi yang meninggal di
pinggir pantai. Setelah foto itu diekspose mulai ada keterbukaan negara-negara
untuk menerima pengungsi. Mereka mesti mengarungi samudra dengan bahaya ombak
yang sering tidak terduga. Mereka meninggalkan negaranya karena perang yang
mengancam hidupnya.
Yusuf dan Maria
pun mesti mengungsi ke Mesir. Herodes yang marah pada para majus yang tidak
singgah setelah menemui Sang Timur, membunuh para bayi. Ia tidak melakukan
siasat halus yang dibuat tapi berlaku kasar kepada anak-anak. Mereka yang tak
bersalah menjadi korban keganasan angkara murka.
Ada banyak orang
mengalami kesulitan dalam hidupnya karena ancaman perang dan kerusuhan. Hidup
mereka tidak menentu. Marilah kita panjatkan doa kita untuk mereka yang
mengalami masalah tersebut. Kita doakan korban perang, khususnya anak-anak yang
tak bersalah dan harus mati menanggung akibat angkara murka orang dewasa.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Hadirkan kondisi orang yang mengungsi. Hadirlah di antara mereka.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu hidup dalam damai.
Doa:
Bapa berkatilah
mereka yang terancam hidupnya. Berkatilah mereka yang masih dalam pengungsian.
Lindungilah anak-anak dari ancaman kematian. Amin.
Perutusan:
Aku berdoa untuk
anak-anak korban peperangan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment