Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 10, 2015

Sabda Hidup



Sabtu, 12 Desember 2015
SP. Maria dr Guadalupe
Warna Liturgi Ungu 
Bacaan
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13

Matius 17:10-13:    
10 Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" 11 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu 12 dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." 13 Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

Renungan:
Suatu kali ada orang yang mengharapkan didatangi oleh orang yang dia harapkan. Lalu muncullah di hadapannya seorang pribadi yang sebenarnya dia harapkan. Namun ia tidak mengenalnya karena ia masih dikuasai oleh harapannya. Ia masih melihat kekurangan dari orang yang ditemuinya.
Orang-orang Yahudi pun tidak mengenali kehadiran Yohanes Pembaptis sebagai pribadi yang menyiapkan kedatangan Yesus. Mereka hanya melihat dan mendengar pewartaan Yohanes tanpa menyadari bahwa dia adalah pribadi yang diharapkan. Setelah diterangkan oleh Yesus dan Yohanes sudah wafat mereka baru tahu bahwa dialah yang diharapkan menyiapkan kehadiran Yesus sang Mesias.
Siapa pun boleh mempunyai harapan. Orang yang akan berkeluarga pun sering mempunyai harapan akan pasangannya. Namun ketika sudah berkeluarga ia harus rela menyatakan "inilah pasangan harapanku". Kita tidak perlu terus menerus dikuasai oleh harapan ketika di hadapan kita sudah hadir dan nyata memenuhi harapan itu, walau mungkin belum 100%.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Hadirkan pasanganmu. Terimalah dia apa adanya sebagai pemenuhan harapanmu.

Refleksi:
Apa yang perlu dilakukan untuk menerima mereka yang telah menjadi bagian hidupmu?

Doa:
Bapa, semoga aku mampu mengenali dan menerima kehadiran pribadi yang kuharapkan. Semoga mata hatiku terbuka dan merasakan anugerahMu di sana. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengenali dan menerima yang nyata telah diberikan kepadaku.-nasp-

0 comments:

Post a Comment