Pada Jumat 9 Oktober 2015 Pak Joko, pemborong pembuatan talud Domus Pacis, datang ke kamar Rm. Bambang dan berkata "Rama, nyuwun pangapunten, menapa rama taksih kagungan rincian perhitungan kasar pembeayaan talud? Gadhahan kula ing laptop ical" (Rama, maaf, apa rama masih memiliki rincian perhitungan kasar untuk pembeayaan talud? Milik saya di laptop hilang). Kebetulan Rm. Bambang pernah memfotocopy cukup banyak. Maka kepada Pak Joko diberikan 1 copy. Keuskupan ngersaaken rincian detail kangge perjanjian kerja. Wah, wonten pembengkakan, rama" (Keuskupan minta dibuat rincian detail untuk perjanjian kerja. Wah, ada pembengkakan, rama) kata Pak Joko yang disahut oleh Rm. Bambang "Pokokipun cetha, wajar lan saget dipertanggungjawabkan ta" (Yang pokok jelas, wajar dan dapat dipertanggungjawabkan). Itu terjadipada sekitarjam 09.00 pagi. Kemudian pada hampir jam 12.00 Pak Joko kembali ke Rm. Bambang menyerahkan draft perjanjian kerja pembuatan talud Domus Pacis. Rama Bambang melihat rincian rencana pemeayaan. Ternyata yang mengalami pembengkakan hanya sedikit bahkan ada banyak yang mengecil sesudah dihitung secara detail. Maka ada perubahan total dari yang sebelumnya Rp. 1.016.900.000,00 menjadi Rp. 944.650,00. Dalam draft itu Rm. Agoeng menjadi pihak pertama bertindak atas nama Keuskupan Agung Semarang, dan Pak Joko sebagai pihak kedua. Ada pasal-pasal yang berisi berbagai hal dari pengerjaan, lama pengerjaan, pembeayaan dan beberapa hal lain. Karena Rm. Agoeng sedang pergi, Rm. Bambang baru dapat menyerahkan kepada beliau pada Minggu 11 Oktober 2015. "Niki draft pegangan saking Keuskupan" (Ini draft yang berpegang dari Keuskupan) Rm. Agoeng memberi tahu Rm. Bambang.
Atas hal itu Rm. Bambang sungguh merasakan kesungguhan ajaran tentang "Tata Aturan", yang katanya demi kebaikan umum. Seringkali karena adanya aturan, kaum lemah jadi tak terurus karena tidak memenuhi syarat atau tuntutan dari aturan-aturan yag ada. Tetapi Keuskupan Agung Semarang ternyata memakai tata aturan yang ada untuk membantu para rama Domus Pacis, yang gagap tuntutan administratif masa kini, menata yang sudah dijalankan. Dengan demikian para rama tidak merasa salah dan dipersalahkan tetapi juga bersyukur karena dibantu untuk memenuhi tuntutan jaman kini. Maka para rama tetap bersemangat untuk membantu Keuskupan dengan ikut mengumpulkan sumbangan uang dari para peduliawati-peduliawan. Hingga tanggal 12 Oktober 2015 Rm. Bambang mencatat adanya 143 kali sumbangan untuk dana uang sebesar Rp. 184.577.600 (lihat matrik di bawah). Dari jumlah ini Rp. 30.000.000,00 sudah dikeluarkan untuk titipan pertama sebagai uang muka.
PENYUMBANG DANA BANGUNAN TALUD DOMUS PACIS 2015
Diberikan
Langsung
|
Diberikan
Lewat Bank Hingga 5 Oktober Jam
|
||||
Nama
|
Asal
|
Jumlah Rp.
|
Nama
|
Asal
|
Jumlah Rp.
|
39
Penyumbang hingga 8 Oktober*)
|
36.830.000
|
83 Penyumbang hingga 8 Oktober jam 08*)
|
115.697.600
|
||
Bu Mardjati
|
Wedi
|
1.200.000
|
Michael Setiawan
|
Legian
|
250.000
|
Ndari
|
Yogyakarta
|
Bp. Soehinto
|
10.000.000
|
||
Bp AndaHalim
|
Yogyakarta
|
50.000
|
Risbiyantoro
|
Godean
|
250.000
|
Bp. Mujiyono
|
Bandung, Medari
|
400.000
|
Yustina Cicik
|
500.000
|
|
Bu Kadam
|
Cungkuk, Medari
|
500.000
|
R. Antonius Dodit
|
Semarang
|
5.000.000
|
Bu Nunik Hertolo
|
Kadisobo, Medari
|
1.000.000
|
FX Sri Martono
|
Jakarta
|
2.000.000
|
Andre
|
Jakarta
|
150.000
|
|||
Uci
|
Surabaya
|
150.000
|
|||
Bu Mumun
|
Pringwulung
|
100.000
|
|||
Lingkungan Benedictus
|
Purbowardayan
|
2.000.000
|
|||
Klg H Indartana
|
Purbowardayan
|
2.000.000
|
|||
N.n.
|
Purbowardayan
|
500.000
|
|||
Bu Riptoi
|
Purbowardayan
|
1.000.000
|
|||
Panitia Hari Paroki
|
Purbowardayan
|
3.000.000
|
|||
Bu Kristin
|
Semarang
|
2.000.000
|
|||
54
Penyumbang
|
50.880.000
|
89
Penyumbang
|
133.697.600
|
*) Lihat “Paroki Mulai Ada” dalam
HISTORIA DOMUS www.domuspacispuren.blogspot.com
TAHAPAN BCA, KCP Gejayan, 4565146662 a.n. Petrus Noegroho Agoeng SW
0 comments:
Post a Comment