Senin,
19 Oktober 2015
Lukas 12:13-21
12:13.
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah
kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat
Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada
seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak
mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku
dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya
segala gandum dan barang-barangku.
12:19
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
12:20
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah
itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan
orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di
hadapan Allah."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, sekalipun sudah kecukupan orang biasa berjuang untuk menambah kekayaan. Orang tidak hanya ingin tenang untuk kebutuhan saat ini.
- Tampaknya, orang juga menginginkan tenang untuk hidupnya ke depan bahkan juga dapat berpikir untuk kesejahteraan anak-cucu. Wajarlah kalau orang berjuang untuk memiliki kelimpahan kekayaan bahkan terus dan terus menambah kelimpahannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa setidak salah apapun caranya orang mencari dan terus menambah harta kekayaan, apabila hidupnya tidak terbiasa mengalaskan diri pada kedalaman batin yang selalu mengingatkan adanya kehidupan sesudah di dunia fana, dia akan jatuh ke dalam jiwa serakah dan selesainya hidup di dunia menjadi keterkejutan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mudah mensyukuri apapun yang dimiliki dan bebas dari rasa akan menguasai hak orang lain.
Ah, pada zaman kini persaingan berebut
kesejahteraan adalah wajar.
0 comments:
Post a Comment