Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, October 4, 2015

Sabda Hidup


Senin, 05 Oktober 2015
Raymundus dr Kapua, Albertus Marvelli
warna liturgi Hijau
Bacaan
Yun. 1:1-17; 2:10; MT Yun. 2:2,3,4,5,8; Luk. 10:25-37. BcO Yes. 30:1-18

Lukas 10:25-37:
25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Renungan:
Siapakah sesama telah dijawab Yesus dengan suatu cerita yang sangat jelas (bc. Luk 10:30-36). Orang Samaria yang biasa dipandang sebagai orang asing, bahkan mungkin dipandang musuh, adalah pribadi yang menunjukkan belas kasih dan dialah yang bisa disebut sebagai sesama.
Dalam beberapa pengalaman kita bisa menemukan kisah-kisah di mana dalam satu keluarga, anak atau menantu yang biasa disia-siakan malah menjadi pribadi yang penuh perhatian merawatnya kala sakit. Sedangkan anak yang dikasihi malah tampak begitu cuek. Atau juga kisah orang-orang yang ditinggalkan teman-temannya kala ia sudah tidak mempunyai apa-apa. Tetapi orang yang tidak pernah ia perhatikan malah hadir sebagai sahabatnya dalam duka.
Pertolongan bisa kita alami dari siapa saja. Dan bisa juga kita alami dari orang yang tidak pernah kita perhatikan kala kita sedang kuat. Rasanya kita tidak perlu menghidupi kebencian dengan siapa pun. Kita perlu terus menerus menghidupkan kasih kita kepada sesama kita.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah satu peristiwa dimana dirimu mengalami pertolongan dari orang yang sebelumnya tidak pernah kauanggap keberadaannya.

Refleksi:
Siapakah sesamamu?

Doa:
Bapa limpahkanlah rahmat kepada orang-orang yang mempunyai kepedulian kasih. Semoga perbuatan baik mereka menggarami kehidupan umat manusia. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghidupi kepedulian kasihku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment