Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, October 24, 2015

Sabda Hidup


Minggu, 25 Oktober 2015
sHari Minggu Biasa XXX
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Yer. 31:7-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ibr. 5:1-6; Mrk. 10:46-52. BcO Yer. 23:9-17,21-29

Markus 10:46-52: 
46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" 52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Renungan:
Melihat adalah dunia seorang manusia. Dengan bisa melihat hidupnya terasa indah. Ia bisa memandang apa yang terjadi di sekitarnya. Keindahan alam pun dapat dinikmati. Kemampuan melihat menjadikan hidup dunianya.
Bartimeus, anak Timeus, tidak mampu melihat. Ia buta. Ketika mendengar Yesus ada di sekitarnya ia pun menaruh harapan padaNya. Ia berseru-seru memanggil Yesus dan memohon agar disembuhkan dan bisa melihat. Imannya menyelamatkan dia dan ia pun bisa melihat.
Kita yang membaca tulisan ini tentunya bisa melihat. Marilah kita syukuri anugerah penglihatan yang kita miliki. Penglihatan itu anugerah yang luar biasa. Kalau kita kehilangan penglihatan kita akan merasakan kehilangan dunia.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan dirimu dalam kegelapan yang pekat. Tidak ada yang bisa kaulihat.

Refleksi:
Apa arti penglihatan bagimu?

Doa:
Tuhan, terima kasih atas anugerah penglihatan yang Kauberikan. Semoga dengan penglihatan yang kumiliki aku semakin mampu mensyukuri rahmatMu. Amin.

Perutusan:
Aku bersyukur atas anugerah penglihatan yang kuterima. -nasp-

0 comments:

Post a Comment