Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 21, 2015

Sabda Hidup



Kamis, 22 Oktober 2015
St. Yohanes Paulus II
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Rm. 6:19-23; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 12:49-53. BcO Hab. 2:5-20

Lukas 12:49-53: 
49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! 50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! 51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. 52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. 53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."

Renungan:
Suatu kali saya didatangi sebuah keluarga. Kepala keluarga menyatakan niatnya untuk menjadi anggota umat Katolik. Dia telah lama memikirkan dan merenungkannya. Telah beberapa gereja ia masuki. Namun hatinya tertambat ke gereja Katolik. Ia bersama keluarganya ke pastoran menemuiku. Tidak mudah baginya mengambil keputusan itu. Keluarga besarnya sudah melepaskannya karena berniat menjadi katolik.
Sebuah keputusan yang membawa konsekuensi pasti membutuhkan niat yang besar. Banyak perenungan yang mesti dilalui untuk mencapainya. Yesus pun mengalami, "Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!" (Luk 12:50).
Ada banyak keputusan hidup yang perlu sungguh-sungguh kita pertimbangkan. Kita tidak bisa serta merta mengambil keputusan. Untuk bisa dan berani memutuskan butuh keseriusan mempertimbangkannya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan keputusan apa yang pernah kaubuat dan membutuhkan pertimbangan masak-masak.

Refleksi:
Tulislah bagaimana proses anda mengambil sebuah keputusan?

Doa:
Tuhan, semoga aku sungguh kuat kala mengambil keputusan dan tekun dalam menjalankannya. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengambil waktu untuk mempertimbangkan keputusan yang aku buat. -nasp-

0 comments:

Post a Comment