Jumat, 30 Oktober
2015
Angelus dr Acri,
Dominikus Collins
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Rm. 9:1-5; Mzm.
147:12-13,14-15,19-20; Luk. 14:1-6. BcO Yer 28:1-17
Lukas
14:1-6:
1 Pada suatu hari
Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi
untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 2 Tiba-tiba
datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. 3 Lalu Yesus
berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya:
"Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" 4 Mereka
itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan
menyuruhnya pergi. 5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di
antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau
terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" 6 Mereka
tidak sanggup membantah-Nya.
Renungan:
Beberapa waktu
yang lalu ada seseorang yang dikecam karena foto selfie di depan area
kebakaran. Mungkin ada banyak orang yang melakukan hal yang sama seperti itu.
Hanya naas dia mengunggahnya di media sosial sehingga hanya dia yang kena
hujatan. Memang layak dipertanyakan kenapa dia dan orang-orang malah
foto-fotoan selfi di lokasi seperti itu. Mengapa mereka tidak terlibat menolong
memadamkan kebakaran. Situasi susah malah menjadi media bersolek diri.
Orang-orang pun
mengamat-amati gerak-gerik Yesus di hari Sabat itu (bc. Luk 14:1). Mereka pun
melihat ada orang yang membutuhkan pertolongan. Mereka menunggu tindakan Yesus
terhadap orang tersebut. Kalau Yesus menolong orang tersebut maka Ia bisa
dituduh melanggar hari Sabat.
Dunia kita
tampaknya dikuasai oleh berpendapat dan bersolek. Kalau ada persoalan banyak
pendapat yang muncul, minim aksi yang mengatasi persoalan tersebut. Semua orang
sibuk dengan pikiran dan dirinya sendiri. Kala ada orang lain yang bertindak
pun mereka bisa saja berpendapat dan tidak jarang menyalahkan mereka yang
bertindak. Namun bersama Yesus marilah kita lebih banyak berbuat dari pada
berpendapat.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Hadirkan satu masalah di lingkunganmu, misalnya sampah. Lihatlah berapa
banyak yang berpendapat dan berapa banyak yang bertindak.
Refleksi:
Apakah benar
jaman sekarang orang mudah berpendapat daripada bertindak?
Doa:
Tuhan, semoga
hatiku gampang tergerak untuk bertindak daripada berpendapat. Semoga banyak
orang pun lebih rela mengulurkan tangannya dari pada hanya mudah omong. Amin.
Perutusan:
Aku akan terlibat
dan bertindak mengatasi persoalan di sekitarku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment