Senin, 5 Oktober
2015
Lukas 10:25-37
10:25.
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya:
"Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang
kaubaca di sana?"
10:27
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau
akan hidup."
10:29
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan
siapakah sesamaku manusia?"
10:30
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia
jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan,
tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah
mati.
10:31
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu,
tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu,
ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan
ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan
minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai
tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,
katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan
menggantinya, waktu aku kembali.
10:36
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia
dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang
telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, kalau berpikir hidup kekal orang biasa mengkaitkan dengan hidup keagamaan. Hidup kekal biasa menjadi khasanah pembicaraan bidang agama.
- Tampaknya, untuk mendapatkan hidup kekal orang harus selalu sadar akan perintah Tuhan sebagaimana diajarkan dalam agama. Omongan tentang hidup bersama dengan orang lain juga harus dilandasi oleh pikiran tentang Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kalau sungguh biasa sambung dengan kedalaman batin, sekalipun tidak berpikir dan bahkan berada di luar hidup keagamaan, orang akan punya dorongan naluriah peduli dan bertindak bagi yang papa dan menderita tanpa memperhitungan suku, kebangsaan, agama, golongan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memandang siapapun yang papa dan menderita sebagai keluarga dekat.
Ah, dekatan ya dengan yang hidupnya enang dong.
0 comments:
Post a Comment